Senin, 11 April 2022 kemarin menjadi puncak dari aksi demonstrasi serentak oleh mahasiswa-mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia. Para mahasiswa yang tergabung dalam berbagai aliansi dan organisasi ini turun aksi ke jalan-jalan dengan membawa enam tuntutan yang ditujukan kepada pemerintah Indonesia. Salah-satu isu paling panas adalah tuntutan penolakan rencana penundaan pemilu 2024 yang dinilai sebagai pelanggaran mutlak terhadap konstirusi nasional.
Meski Presiden RI, Bapak Ir. H. Joko Widodo telah beberapa kali memberikan klarifikasi bahwa dirinya sama-sekali tidak tertarik dengan jabatan tiga periode; namun beberapa pernyataan pendukung dari bawahan-bawahan, termasuk menteri hingga kabinet partai tentang wacana tersebut membuat mahasiswa bersikeras bahwa hal ini harus dikawal hingga tuntas.
Kontroversi dalam periode kepemimpinan Ir. H. Joko Widodo ini memang bukan untuk pertama kalinya terjadi. Beberapa isu penting yang meliputi ekonomi, pendidikan, peraturan perundang-undangan hingga politik yang dinilai kotor telah terjadi beberapa kali. Hal ini membuat masyarakat Indonesia – termasuk kita di dalamnya – mungkin merasa jenuh dan lalah menghadapi isu-isu politik yang kian hari kian terasa aneh.
Nah, di samping terus berdoa untuk kesembuhan negeri, ada satu film Bollywood yang telah rilis pada 2018 lalu namun masih cocok banget untuk ditonton tahun ini. Film yang disutradai oleh Koratala Siva ini akan membawa kamu melihat lebih jauh lagi tentang sistem yang ada, beserta sisi lain dari permainan politik pada roda pemerintahan.
Bharat Ane Nenu, adalah sebuah film Bollywood bertema aksi, romantis dan politik yang dibintangi oleh beberapa aktor dan akrtris papan atas, seperti Mahesh Babu, Kiara Advani, Prakash Raj, Sarath Kumar, Devaraj, Rajsekhar Aningi, Aamani serta masih banyak lagi. Film ini menceritakan seorang pemuda bernama Bharat Ram (Mahesh Babu) yang baru saja meraih gelar ke-limanya dari Universitas Oxford. Setelah perayaan kelulusannya dan kembali ke apartemennya, Bharat kemudian mendapati kabar bahwa ayahnya, Raghavulu (R. Sarathkumar) yang saat itu merupakan seorang CM di Andhra Pradesh telah meninggal dunia. Dari sinilah, petualangan Bharat dimulai.
Hiruk pikuk tentang siapa yang kemudian pantas menggantikan posisi ayah Bharat sebagai perdana menteri ramai diperbincangkan. Paman Bharat, Varadarajulu (Prakash Raj) yang juga merupakan sahabat dekat sekaligus pendiri partai paling berkuasa saat itu mengaku tidak akan mengambil jabatan tersebut. Mengetahui hal tersebut, beberapa orang yang berasal dari partai yang sama dari berbagai wilayah pemerintahan satu-per-satu mendatangi Varadarajulu untuk mengusungkan diri. Melihat perkembangan partai yang dinilai tidak kondusif karena perebutan posisi ini, Varadarajulu kemudian menunjuk dan membujuk Bharat untuk mengambil tempat dan menggantikan posisi ayahnya agar partai tetap solid dan tidak terpecah belah.
Sempat menolak, akhirnya Bharat menerima tawaran pamannya tersebut, dan dilantik sebagai perdana menteri di Andhra Pradesh. Gaya kepemimpinan Bharat yang santai namun tegas membawa warna baru dalam formasi pemerintahan. Hari pertama, Bharat langsung memberlakukan sanksi besar terhadap para pelanggar lalu lintas – yang kemudian diikuti dengan peraturan-peraturan lain yang mengikat kuat – tidak hanya untuk masyarakat, namun juga bagi para kabinet serta orang-orang lain di dalam pemerintahan.
Film berlanjut dengan petualangan Bharat yang ternyata harus menghadapi kenyataan bahwa partai yang telah didirikan ayahnya sendiri tersebut adalah biang keladi dari ketidak-makmuran negerinya selama ini. Hal tersebut berawal saat Bharat memerintahkan tim khususnya untuk mengusut tuntas dugaan tindak korupsi yang dilakukan oleh seorang putra dari salah-satu pembesar partainya. Namun bukannya sukses, Bharat malah mendapat cemoohan dari masyarakat karena kegagalannya membuktikan bahwa politisi, termasuk Bharat memang tidak lagi dapat dipercaya.
Peraturan-peraturan baru terus dibuat; termasuk kunjungan Bharat ke desa-desa kecil dan tertinggal, uji kelayakan staf negara, pengumpulan aspirasi, sampai pengungkapan tindak kejahatan yang dilakukan oleh beberapa petinggi partainya sendiri. Rakyat semakin makmur, ekonomi meningkat, pembangunan terealisasi dan pendidikan semakin maju.
Namun orang-orang yang selama ini berjalan dalam politik gelap semakin jengkel. Orang-orang tersebut, termasuk pamannya sendiri kemudian merencanakan kelengseran Bharat dengan memanfaatkan staf kerja pribadi Bharat, yaitu Vashumati (Kiara Adnavi) dengan menyebar-luaskan berita tak menyenangkan melalui media massa. Bharat akhirnya dibenci dan mendapat olok-olokan dari rakyat Antra Pradesh. Akhirnya, Bharat memutuskan untuk mundur dari jabatan sebagai CM dan digantikan oleh pamannya. Namun sebelum kepergian Bharat kembali ke Inggris, sang sekretaris pribadi, ibu serta beberapa saudaranya menyampaikan bahwa tak ada yang lebih baik dari Bharat dalam kepemimpinan di negaranya selama ini. Sang sekretaris pribadi itu juga menyampaikan bahwa Bharat telah berhasil membuat anak-anak dari orang-orang yang sebelumnya tidak memiliki harapan sama-sekali kini berhasil tumbuh lewat sekolah-sekolah yang saat itu Bharat bangun dan gratiskan. Menurutnya, Bharat harus ada saat mereka benar-benar berhasil nantinya.
Setelah sadar, Bharat akhirnya mengambil keputusan yang sangat berani dengan berbicara secara umum dan langsung di hadapan media. Melalui pidatonya, Bharat berhasil menyadarkan seluruh rakyat Antra Pradesh bahwa negerinya harus maju. Bharat juga menunjukkan bukti betapa banyak kemajuan yang ia buat selalam beberapa bulan saja – serta tentang Vashumati yang kini harus menanggung malu karena perbuatan awak media yang ia nilai hanya menyebarkan berita omong-kosong.
Demonstrasi besar-besaran pun terjadi. Rakyat yang saat itu telah sadar menuntut keras bahwa seorang CM harus dipilih langsung oleh rakyat, dan mereka ingin Bharat yang mengisi posisi itu. Pamannya, serta seluruh kader politik dalam partai yang didirikan ayahnya itu kemudian lengser dan menjadikan mereka semua sebagai tersangka pada kasus korupsi, kolusi, serta tindak kejahatan lainnya. Bharat, yang sebelumnya dibantu oleh ratusan ribu orang untuk melewati maut yang hampir merenggut nyawanya kemudian kembali dilantik dihadapan publik sebagai CM.
Film ini akan memerikan pandangan baru untuk penontonnya tentang sistem politik yang tidak selamanya putih. Film yang penuh dengan aksi, drama hingga romansa ini akan membuat semangat diri kamu berkobar, entah untuk menjadi sosok pemimpin tangguh lewat diri Bharat, atau menjadi masyarakat yang pintar dan berani untuk menyampaikan aspirasi lewat masyarakat Antra Pradesh. Lika-liku perjalanan Bharat bersama tim yang ia buat di pemerintahan benar-benar akan membuat kamu bergidik dengan alur cerita yang menegangkan.
Yuk tonton film ini sekarang juga dan iktui petualangan Bharat selengkapnya dalam melewati setiap halang-rintangan dalam kepemimpinannya sebagai CM, akan ada banyak adegan keren, pemikiran bijak serta inspirasi-inspirasi baru tentang bagaimana seharusnya kita memposisikan diri; baik sebagai rakyat, aparat sipil, menteri hingga jabatan tertinggi di sebuah negara demokrasi.
Kamu bisa nonton film ini secara gratis dengan kualitas HD melalui kanal YouTube MSK Movies atau klik di sini untuk langsung menuju videonya.
Kontributor Media Edukasi Indonesia : Moh. Syarif Saifa Abiedillah
