Perempuan itu multiperan yang semuanya hadir dengan tuntutan. Diera digitalisasi seperti ini perempuan bekerja dengan berbagai bentuk aktivitas yang bervariasi dan itu artinya jumlah perrempuan yang berkarya dinegeri ini luar biasa. Ketika seorang perempuan memutuskan bekerja diluar rumah faktor faktor yang dihadapi akan tetap ada bentuknya dan bermacam macam, mulai dari tradisi norma, stereotype bahkan hukum positif. Bukan hanya sekedar untuk menyesuaikan dengan tuntutan zaman tapi untuk mengembangkan potensi setiap orang. Bukan sekedar untuk mendapatkan uang tapi menjadi teladan. Bukan hanya mendukung perekonomian tapi menjalankan hak asasi yang melekat dalam setiap orang (Najwa Shiba).
Seiring berjalannya waktu, perempuan mulai bangkit dan berhasil membuktikan bahwa keberadaan mereka layak untuk dipertimbangkan. Dalam konteks pembangunan dan pemberdayaan perempuan begitu erat kaitannya dengan memperbaiki kulaitas generasi penerus bangsa. Mengingat, perempuan adalah pendidik pertama dalam keluarga. Pada dasarnya kemampuan ataupun peluang untuk mengembangkan diri bagi perempuan telah berjalan jauh sebelum jargon jargon feminis digaungkan. Salah satu jalan untuk memuali pemberdayaan perempuan agar mampu menjadi teladan, optimis dan produktif adalah dengan meningkatkan keilmuan dan kecerdasannya, karena hanya dengan kecerdasan menurut Toffler akan membantu manusia dalam menganalisi problem sehingga mampu mengintegrasikan informasi dan menjadi mandiri serta imajinatif.
Namun sebelum melangkah menjadi perempuan yang teldan, optimis dan inspiratif tentunya tidaklah mudah. Ilmu dan wawasan saja tidak cukup, masih ada beberapa syarat yang harus dipenuhi di zaman digital ini. Setiap perempuan bisa menjadi inspirasi untuk dirinya sendiri, orang lain ataupun lingkungannya saat ini. Keterlibatan perempuan menjadi syarat mutlak untuk mewujudkan upaya pembangunan yang berkeadilan. Negara tidak mungkin sejahtera apabila para perempuannya dibiarkan tertinggal, tersisihkan dan tertindas.
Salah satu contoh perempuan inspiratif yang masuk dalam salah satu 12 perempuan Inspiratif dunia dalam salah satu wanita inspiratif panutan saya yaitu Ibu Butet Manurung. Bliau adalah seorang perempuan yang berhasil mendirikan Sokola Rimba tahun 2003 silam. Bliau dengan sukarela memberikan dan membagikan pendidikan bagi anak anak suku terpencil yang ada di Indonesia dan membantu mereka dalam menyelamatkan tempat hidup mereka, membantu komunitas adat mempertahankan dirinya dari berbagai macam pembalakan liar yang mengancam kehidupan warga suku dan alam sekitar tentunya. Disamping itu ibu Butet Manurung ditengah kesibukannya masih bisa membagi waktunya untuk mengurus kedua buah hati dan keluarganya menjadi mentor bagi beberapa relawan yang bergelut dalam dunia pendidikan untuk membagi ilmunya tentang berbagai macam keilmuannya yang salah satunya yang membuat saya tertarik adalah tentang pendidikan kontekstual. Disamping itu ditengah berbagai kesibukannya bliau masih sempat berfikir untuk melanjutkan pendidikan S3nya di Negara Kincir Angin, Belanda. Sungguh menginspirasi menurut saya karena seluruh aspek kehidupan bliau terisi oleh hal hal baik. Tentunya semua kesuksesan yang bliau dapat saat ini tidak mudah dan pastinya banyak proses yang bliau lewati hingga mampu menginspitasi banyak perempuan Indonesia hingga dunia jadi mari belajar dari kegigihan bliau untuk bisa menjadikan mimpi menjadi kenyataan.
Namun dmikian, terlepas dari semua bidang yang seyogyanya bisa digeluti oleh kaum perempuan, sampai sejauh ini perempuan sudah mampu membuktikan keikutsertaanya dalamp proses pembanguna. Kedepan, pemerintah dan seluruh steakholder terkait hanya perlu memberikan kesempatan yang seluas luasnya kepada perempuan agar kontribusi yang diberikan dapat lebih optimal.
Kontributor Media Edukasi Indonesia : Indriana Mitra Sari
