Vanilla diperkenalkan sebagai wewangian parfum di awal 1990-an dan sekarang menjadi wewangian yang dominan. Vanilla adalah wewangian yang diproduksi oleh beberapa perusahaan parfum. Menurut laman Pusat Penelitian Masalah Sosial, wewangian berbahan dasar vanilla membangkitkan kenangan masa kecil akan kehangatan susu yang menenangkan.
Pencarian lain dari tahun 1990-an mencatat kesesuaian aroma vanilla untuk menjadi ‘lebih lembut, lebih peduli.’ Restoran, di sisi lain, melarang parfum vanila pada 1980-an karena mengganggu kenikmatan pelanggan atas makanan mereka.
Sebuah eksperimen mengungkapkan bahwa kebanyakan orang berjuang untuk mengekspresikan struktur ingatan mereka dalam kata-kata. Namun, berbeda jika disajikan di depan indera penciuman vanilla. Subjek dalam penelitian ini dihadapkan pada rangsangan visual (objek), leksikal (nama objek), dan olfaktorius (bau objek). Mereka diperintahkan untuk menuliskan apa pun yang terlintas dalam pikiran.
Menurut tulisan peserta yang berpartisipasi dalam percobaan, respons terhadap rangsangan visual dan leksikal jauh lebih lama daripada respons terhadap rangsangan penciuman. Reaksi mereka terhadap bau lebih emosional, dan semuanya mengacu pada ingatan. Tidak semua kenangan masa kecil bahagia, tetapi kenangan yang terkait dengan aroma tersebut dapat membuat seseorang kembali ke masa lalu. Seperti suguhan, hadiah manis, liburan es krim, dan hiburan tanpa rasa bersalah.
Vanilla dikaitkan dengan lebih dari sekadar kehangatan, perhatian, dan kelembutan. Namun, itu juga berkonotasi kemurnian dan kesederhanaan. Aroma vanilla telah terbukti memiliki efek positif dan menguntungkan. Mereka menunjukkan, seperti yang dilakukan studi oleh psikolog dan peneliti medis, bahwa ada reaksi positif terhadap aroma vanila jauh sebelum pembuat parfum mengenali potensinya.
Menurut penelitian medis, aroma vanilla mengurangi stres dan kecemasan. Faktanya, sebuah penelitian pada pasien kanker yang menjalani Magnetic Resonance Imaging, atau prosedur diagnostik yang diketahui menyebabkan stres, menemukan bahwa aroma vanila mengurangi kecemasan hingga 63 persen ketika diberikan selama prosedur.
Bau tersebut telah ditunjukkan dalam penelitian di University of Tubingen, Jerman, untuk mengurangi refleks kejut pada manusia dan hewan. Manfaat di atas didapat dengan menghirup aroma vanilla murni, bukan parfum yang mengandung paduan aroma lain.
Menurut kutipan psikologi, Vanilla sekarang sangat efektif untuk menenangkan orang sehingga dapat digunakan untuk membantu orang tetap tenang selama ujian. Mengenakan parfum aroma ini untuk wawancara kerja dapat memberi pemakainya keuntungan yang mengarah ke pekerjaan baru yang diinginkan.
Yuk, kunjungi laman Instagram dan Facebook Media Edukasi Indonesia untuk mendapatkan informasi dan fakta-fakta unik lainnya ya!
