Orang dengan kecenderungan perfeksionis sering kali bekerja terlalu larut karena mereka tidak percaya pada hasil pekerjaan mereka sendiri dan menghindari pengalaman baru karena takut tersandung dan gagal. Kurang sempurnanya pencapaian sesuai standar dan tujuan yang ia miliki dapat membuat seorang perfeksionis merasa resah.
Ketakutan lain yang harus berhadapan dengan para perfeksionis adalah ketakutan akan apa yang mengelilingi mereka. Mereka percaya bahwa jika orang lain menemukan kekurangan mereka, mereka akan menolak diri mereka sendiri dan merasakan penderitaan karena merasa disalahkan, dihakimi, dan dipermalukan.
Apa sih perfeksionis itu?
Perfeksionisme adalah sifat kepribadian yang dicirikan oleh pengerjaan sempurna, penetapan standar kinerja tinggi, kemampuan untuk bersikap kritis terhadap perilaku sendiri, dan kecenderungan untuk fokus pada evaluasi eksternal yang memotivasi seseorang untuk mencapai dan mempertahankan standar tinggi untuk mencapai kesempurnaan untuk mengurangi ketidakpuasan.
Orang dengan kepribadian perfeksionis ingin semuanya berjalan dengan baik dan sempurna. Namun, ada banyak bahaya yang mengintai di balik perfeksionisme, mulai dari stres, depresi hingga masalah kesehatan lainnya.
Jenis-jenis perfeksionis
Menurut Hewitt dan Flett (1991), perfeksionisme terbagi menjadi tiga jenis:
- Self-oriented perfectionism, memiliki standar dan tidak realistis terhadap dirinya sendiri. Perfeksionis termotivasi untuk mencapai standar yang telah mereka tetapkan dan berusaha untuk menghindari kegagalan.
- Other-oriented perfectionism, standar tinggi untuk orang lain. Perfeksionis menilai orang lain berdasarkan standar pribadi yang tidak realistis dan sulit tercapai orang lain dan merasa kecewa ketika orang lain tidak sesempurna yang ia harapkan.
- Socially prescribed perfectionism, mengacu pada kecenderungan individu untuk percaya bahwa orang lain mengharapkan kesempurnaan darinya. Temuan dari studi terbaru cenderung mendukung pandangan bahwa ini merupakan peningkatan pada orientasi diri dan sosial.
Hal yang menyebabkan perfeksionis
- Inner child yang terluka.
- Tuntutan dari keluarga.
- Ekspetasi tinggi dari orang-orang.
- Karakter sejak lahir.
- Pengaruh lingkungan.
Bahaya Perfeksionis
1. Hidup tidak tenang.
2. Hubungan dengan orang lain tidak harmonis.
3. Timbul gangguan kesehatan.
4. Produktivitas menurun
Apakah termasuk penyakit mental?
Meskipun tidak ada klaim sebagai penyakit mental, perfeksionis adalah faktor umum dalam banyak penyakit mental, terutama yang berasal dari pikiran dan perilaku kompulsif, seperti obsesif-kompulsif (OCD) dan gangguan kepribadian obsesif-kompulsif (OCPD).
Bagaimana cara menguranginya?
Cara mengurangi sikap ini adalah dengan menyadari bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini. Selain itu mereka harus menghindari kelelahan, kesepian, marah, atau lapar. Juga perlu mulai menerima kekurangan diri dan peduli pada diri sendiri. Jalin hubungan dengan orang-orang bernergi positif serta membuat jangka pendek dan panjang yang realistis agar tetap fokus pada tujuan awal.
Jika perfeksionisme mulai mengganggu aktivitas, sebaiknya konsultasikan dengan psikolog untuk terapi dan penanganan lebih cepat.
