Self diagnosis adalah upaya untuk mendiagnosis diri sendiri berdasarkan informasi yang diperoleh secara mandiri, seperti ketika memiliki keluarga atau teman yang sebelumnya pernah mengalami nyeri. Padahal, hanya tenaga medis profesional yang bisa menentukan diagnosis ini. Alasan untuk ini adalah bahwa proses untuk sampai pada diagnosis yang benar menjadi sangat sulit. Saat kamu menemui dokter, ia akan memastikan diagnosis yang telah mereka tentukan sebelumnya berdasarkan riwayat kesehatan, gejala, keluhan, dan berbagai faktor lain yang kamu alami saat ini.
Selain lingkungan sekitar, kemajuan teknologi juga berperan dalam fenomena ini. Misalnya, setelah mendengar umpan balik dari teman, kamu dapat mencarinya di internet. Sayangnya, sumber yang dikutip sebagai referensi tidak dapat diandalkan. Padahal, menurut sebuah penelitian, hanya separuh orang yang sering mencari informasi tentang kondisi kesehatan yang benar-benar berkonsultasi dengan dokter profesional. Padahal penting untuk memeriksa dengan cermat apa yang kamu alami untuk memahami apa yang sebenarnya kamu alami.
Meskipun hampir semua orang dari segala usia mengalami gejala depresi yang sama, seseorang tidak boleh mendiagnosa diri sendiri. Mendiagnosis sendiri suatu penyakit atau kelainan, menurut psikolog Universitas Indonesia, akan menimbulkan kekhawatiran yang tidak perlu, dan jika rasa khawatir itu bertambah parah, akan berkembang menjadi gangguan kecemasan.
Selain itu, diagnosis diri akan mencegah seseorang menerima perawatan yang tepat. Padahal, ada banyak masalah lain yang sangat mungkin memburuk akibat terdiagnosis karena terlalu fokus pada penyakit atau kelainan yang belum tentu diderita.
Ketika seseorang kesulitan mengendalikan emosinya, tidak dapat bekerja dan menjalankan tanggung jawabnya secara efektif, memiliki gangguan nafsu makan dan pola tidur yang tidak menentu, seseorang juga dapat mengalami trauma, dan tidak menikmati aktivitas, ia harus segera menemui psikolog atau psikiater.
Selain salah diagnosis, berikut ini beberapa bahaya self diagnosis lainnya yang perlu kamu ketahui:
Obat antidepresan tidak akan membantu kamu jika kamu memiliki diagnosis yang salah. Risiko masalah kesehatan meningkat jika menggunakan obat secara sembarangan atau menggunakan metode pengobatan yang tidak sesuai anjuran medis. Kalaupun ada obat yang berpotensi aman, minum obat yang salah nantinya tidak akan menyembuhkan keluhan kamu. Obat antidepresan, misalnya, tidak akan mampu meredakan gejala depresi jika penyebabnya adalah tumor otak.
Diagnosis diri terkadang dapat menyebabkan munculnya masalah kesehatan lain yang tidak kamu sadari. Misalnya, jika saat ini kamu sedang mengalami stres dan insomnia berkepanjangan. Ada kemungkinan masalah ini lebih dari sekadar gangguan psikologis seperti depresi. Namun, semua diagnosis lain selain dokter menyatakan bahwa stres dan insomnia yang kamu alami adalah gejala depresi dan gangguan tidur. Jika kamu terus khawatir, kamu berisiko mengalami depresi yang sebelumnya tidak ada. Diagnosis diri tidak hanya menipu, tetapi juga berbahaya bagi kesehatan seseorang.