Kesehatan mental adalah keadaan sejahtera yang memungkinkan individu untuk menyadari kemampuannya, mengatasi tekanan kehidupan yang normal, bekerja secara produktif dan efisien, serta memberi kontribusi untuk komunitas (WHO[World Health Organization], 2015). Seseorang dengan gangguan kesehatan mental akan mengalami perubahan suasana hati, gangguan pikiran, dan pengendalian emosi yang dapat menimbulkan perilaku tidak sesuai. Salah satu gangguan mental yang paling terlihat pada seseorang adalah sindrom stres. Stres merupakan gangguan mental dimana individu mengalami tekanan yang berat, baik secara emosional maupun mental, yang disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Tekanan ini muncul dari ketidakmampuan individu untuk memenuhi kebutuhan atau keinginannya (Kamilia dan Erwindi, 2021).
Sebagai makhluk yang mampu merasakan emosi, wajar jika musik memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, terutama dalam mentalitas. Salah satu alasan utama orang mendengarkan musik adalah untuk menyesuaikan emosi dan suasana hati mereka. Musik tanpa disadari dapat dianggap sebagai bentuk pengobatan diri untuk kesehatan mental yang bersifat informal dan terbukti oleh sejumlah peneliti (Kamilia dan Erwindi, 2021).
Banyak musisi masa kini yang mengusung konsep kesehatan mental, seperti BTS, idola anak muda masa kini yang memiliki penggemar di seluruh dunia. BTS adalah salah satu grup K-pop yang terus-menerus mengirimkan pesan kesehatan mental melalui lirik lagu mereka, salah satunya berjudul 00:00 (Zero O’Clock) dari album Maps of the Soul: 7 yang dirilis pada tahun 2020 (Rayinda 2021).
Menurut data penduduk tahun 2018 di Indonesia, diketahui bahwa prevalensi gangguan mental emosional seperti stres, kecemasan dan depresi adalah 11,6% dari populasi orang dewasa (Kamilia and Erwindi 2021). Benny Prawira Siauw, seorang inisiator komunitas yang dapat mengedukasi masyarakat tentang masalah kesehatan mental di Indonesia, mengatakan dalam wawancara dengan Harian Kompas bahwa diskusi tentang kesehatan mental masih bersifat pribadi dan terbatas pada profesional kesehatan mental. Sumber literasi yang terkait masih sangat terbatas di Indonesia, dan sulit dipahami oleh masyarakat karena ditulis dengan pendekatan ilmiah, yang menjadikan kesehatan mental subjek stigma dan tabu karena kurangnya pengetahuan dan informasi dari masyarakat (Nastitie 2020).
Dengan berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan, manusia tidak bisa lepas dari musik. Sebagai bahasa universal untuk seni dan sains, musik adalah cara ampuh untuk mengurangi stres. Pengaruh musik semakin berkembang secara global, terutama melalui musik K-pop. BTS merupakan salah satu grup musik K-pop yang mendukung kesehatan mental dalam lagu-lagu mereka.
BTS (Bangtan Sonyeondan) dalah grup K-pop yang memulai debutnya pada tahun 2013 di bawah agensi BigHit Entertainment. BTS telah berhasil sukses di pentas internasional dan merupakan salah satu grup yang sering mengungkapkan motivasinya kepada ARMY (penggemar BTS). Hampir setiap lagu dan album yang dirilis berbicara tentang situasi sosial saat ini. Salah satu lagu yang membahas kesehatan mental adalah 00:00 (Zero O’Clock) (Miftahurrezki dan Anshori, 2021). Berikut adalah wacana kesehatan mental dalam lirik lagu 00:00 (Zero O’Clock).
Bait 1
“Pasti ada hari dimana kamu merasa sedih tanpa alasan. Tubuhmu terasa sangat berat. Dan semua orang kecuali diriku, terlihat sibuk dan dengan keras (kompetitif) menjalani hidup mereka, aku bahkan sudah tidak mampu menuntun kakiku lagi, aku merasa seperti sudah tertinggal sangat jauh.”
Lirik tersebut sangat valid karena banyak orang yang sedih tanpa alasan. Menurut salah satu psikiater, Dr. Oh Jin Seung, menjelaskan bahwa ketika seseorang mengalami masa sulit, mereka cenderung membandingkan kehidupannya dengan kehidupan orang lain, yang menyebabkan kehilangan kepercayaan diri. Mereka juga merasa apa yang telah dilakukan hanya membuang waktu tanpa adanya kemajuan seperti orang lain. Kondisi tersebut merupakan gejala depresi. Dr. Woo Changyun menambahkan spesialis penyakit dalam juga mencari sumber kelelahan kronis dan alasan utamanya adalah depresi (Fajrin 2021).
Bait 2
“Kecepatan yang kupacu tersandung kesana sini, hatiku semakin sakit dan aku sudah tidak sanggup berkata-kata lagi. Kenapa? Padahal aku sudah berlari sangat keras. Mengapa? kenapa ini terjadi padaku? kembali kerumah, berbaring di tempat tidur dan berpikir apakah ini salahku? di malam yang menyesakkan kulihat jam hampir pukul 00:00.”
Pikiran-pikiran ini akan muncul hari demi hari dan malam demi malam. Jika hari mereka tidak berjalan dengan baik, orang tersebut sering menyalahkan dirinya sendiri. Sebenarnya sangat sulit membayangkan sesuatu yang bahagia saat berada di tempat tidur pada malam hari. Seseorang akan memiliki perasaan campur aduk dan mulai memikirkan hari esok.
Dr. Oh mengungkapkan bahwa penyakit yang paling ditakuti oleh para psikiater adalah Catastrophizing, yaitu pemikiran terus-menerus tentang hal yang buruk (overthinking) dan apapun yang terlintas dalam pikiran akan menjadi semakin negatif. Padahal hanya satu kesalahan yang dibuatnya, seseorang dengan catastrophizing akan merasa hidupnya sudah berantakan (Fajrin 2021).
Bait 3
“Apakah ada yang berubah? Sepertinya tidak akan mungkin. Tapi setidaknya hari ini sudah berakhir. Ketika jarum detik dan menit bertemu dalam satu titik dan dunia menahan nafas untuk sesaat, 00:00 O’Clock. Dan kamu akan bahagia. Seperti salju yang baru saja turun, bernapaslah kembali seperti pertama kali. Memutarbalikkan semuanya, pukul 00:00 akan menjadi awal yang baru lagi.”
Ketika seseorang merasa tertekan dan sedih, akan sangat sulit untuk optimis tentang hari esok atau masa depan. Setelah hari yang buruk, mereka meragukan hari esok. Namun pada kenyataannya, mereka mampu dan kuat menyelesaikan hari yang berat ini dan ada perasaan bahwa besok adalah hari yang baru lagi.
Dr. Oh mengatakan bahwa selama 365 hari yang kita lalui, perasaan seseorang tidak akan bisa sama, terkadang masa yang kita jalani sangat sulit dan terkadang sangat bahagia. Salah satu cara untuk menghindari kekecewaan adalah dengan menelaah kembali apa yang terjadi saat melewati hari itu daripada mengabaikannya karena kita akan tahu apa penyebabnya (Fajrin 2021).
Bait 4
“Kurapatkan tanganku dan berdoa, semoga esok hari, bisa sedikit senyum lagi untukku. Menjadi lebih baik lagi, untukku. Ketika lagu ini selesai lagu baru akan di mulai, semoga aku lebih bahagia lagi. Tahan napas sejenak, beri tepukan hangat untuk punggungmu hari ini. Memutar semuanya, pukul 00:00 akan menjadi awal yang baru lagi.”
Lirik terakhir menjelaskan bahwa selalu ada secercah harapan untuk hari esok. Jangan mengecewakan diri sendiri lagi. Bersihkan pikiran negatif dan berdoa untuk hari esok yang lebih baik. Bagaimanapun, kalian hebat dan kuat melewati hari yang berat ini, tepuk punggungmu dan tersenyumlah, dengan bangga katakan “Terima kasih, Kamu sudah bekerja keras hari ini”.
Secara umum, lagu 00:00 menghibur pendengar dan menyembuhkan pikiran yang sesuai dengan situasi mereka. Pada awalnya semua orang merasa lelah dengan aktivitasnya dan merasa tertinggal dari orang lain hingga benci kepada dunia. Namun, pada pukul 00:00 adalah awal yang baru, semoga besok lebih bahagia dan berhenti memikirkan hal-hal buruk. Berdoa dan tersenyum bangga karena sudah hebat melewati hari yang berat.
KESIMPULAN
Lagu 00:00 (Zero O’Clock) yang ditulis bersama oleh RM, salah satu anggota BTS, menyampaikan emosi yang dapat dirasakan semua orang dari BTS kepada penggemar mereka, dan memberikan cara untuk memiliki lebih banyak harapan di masa depan. Dengan pemikiran tersebut, tidak heran jika ini adalah lagu yang menghibur yang bahkan direkomendasikan oleh psikiater.
Kontributor Media Edukasi Indonesia : Zahra Adelia Siregar