Usus manusia merupakan salah satu organ dalam tubuh yang bertanggung jawab untuk pencernaan dan penyerapan nutrisi. Usus adalah rumah bagi triliunan mikroflora yang bermanfaat bagi kesehatan, selain berbagai hormon dan enzim yang membantu pencernaan.
Diet memiliki dampak yang signifikan terhadap ekosistem mikrobiota ini. Jika rasio mikrobiota berubah, berbagai risiko kesehatan seperti obesitas dan penyakit kronis akan muncul di masa depan. Lantas, makanan apa saja yang berpotensi mengganggu ekosistem mikrobiota usus? Yuk, Simak detailnya berikut ini!
Makanan dan minuman tinggi gula
Selain makanan tinggi lemak jenuh, seperti gorengan, makanan dan minuman tinggi gula juga berisiko berdampak negatif bagi kesehatan usus. Jenis makanan ini dikaitkan dengan peradangan, yang dapat mengiritasi dinding usus dan mengganggu komposisi mikrobiota.
Gula, pada kenyataannya, dapat memberikan energi bagi bakteri untuk bereplikasi. Sebaliknya, konsumsi gula yang berlebihan berisiko menyebabkan pertumbuhan bakteri baik yang tidak normal, sehingga mengganggu keseimbangan.
Susu dan olahannya
Susu dan produk susu memang memiliki risiko efek buruk pada kesehatan usus, tetapi hanya dalam kondisi tertentu. Ini sangat berbahaya bagi orang yang tidak toleran laktosa. Sebab, mereka tidak memiliki enzim laktase yang dapat mencerna laktosa.
Laktosa adalah jenis karbohidrat yang terdapat dalam susu hewan. Jika kamu mengonsumsi susu dan produk olahannya, penderita intoleransi laktosa akan mengalami beberapa gejala. Dilansir Hopkins Medicine, gejalanya antara lain muntah, diare, kembung, dan kram perut.
Makanan yang digoreng
Makanan gorengan populer di kalangan masyarakat umum karena rasanya yang enak. Sayangnya, ada biaya untuk kesenangan yang tak tertandingi ini. Makanan yang kita goreng mengandung lemak jenuh yang tinggi, yang sulit tercerna oleh tubuh.
Selanjutnya, konsumsi makanan yang kita goreng berkaitan dengan keragaman mikrobiota yang lebih rendah. Selanjutnya, ini meningkatkan produksi endotoksin, yang dapat menyebabkan peradangan di usus dan seluruh tubuh.
Daging merah
Konsumsi daging merah, meski enak dan menggoda, harus dibatasi. Beberapa penelitian menemukan bahwa daging merah dapat menyebabkan peradangan atau memicu peradangan. Peradangan di usus besar meningkatkan risiko terkena kanker jika terjadi secara kronis atau dalam jangka waktu yang lama.
Menurut situs Livestrong, hal ini karena daging merah mengandung zat besi jenis heme (hemoglobin hewan), yang pecah di usus untuk membentuk senyawa N-nitroso. Sayangnya, senyawa ini dapat menyebabkan kerusakan usus dan peradangan.
Yuk, kunjungi laman Instagram dan Facebook Media Edukasi Indonesia untuk mendapatkan informasi dan fakta-fakta unik lainnya ya!