Menu

Mode Gelap
Elon Musk Beli Twitter: Pembaruan Twitter Siap Datang Seberapa Penting Kesehatan Untuk Kehidupan Perempuan Adalah Akar Peradaban Dunia Arti Orang Terdekat Dalam Kesuksesanmu

Kesehatan · 6 Okt 2022 18:00 WIB ·

Studi: Banyak Wanita Tidak Sadar Mengalami ADHD


Img: Pexels/Daniel Xavier Perbesar

Img: Pexels/Daniel Xavier

ADHD juga dikenal sebagai attention deficit hyperactivity disorder, adalah gangguan mental yang ditandai dengan perilaku impulsif dan hiperaktif. Gangguan ini adalah gangguan masa kanak-kanak yang membuat orang sulit untuk fokus pada satu hal pada satu waktu. Meski kondisi ini menyerang anak-anak, gejalanya bisa berlangsung hingga remaja bahkan dewasa.

ADHD diklasifikasikan menjadi tiga subtipe:

  • Dominasi hiperaktif-impulsif

Anak-anak dengan jenis ADHD ini biasanya memiliki masalah hiperaktif serta perilaku impulsif.

  • Dominan dengan Niat

Orang dengan tipe ADHD ini mengalami kesulitan untuk fokus pada satu hal pada satu waktu. Anak-anak dengan kondisi ini sulit fokus.

  • Kombinasi hiperaktivitas-impulsif dan kurangnya perhatian

Tipe ketiga ini adalah gabungan dari semua gejala. Tipe anak ini menunjukkan hiperaktif, impulsif, dan kesulitan memperhatikan.

Penyebab

Penyebab pasti dari ADHD tidak diketahui. Namun, penelitian menunjukkan bahwa beberapa faktor, termasuk faktor genetik dan lingkungan, dapat meningkatkan risiko anak terkena ADHD. Ini juga terkait dengan gangguan pada pola aliran listrik otak atau gelombang otak.

Ada juga yang meyakini bahwa gangguan perilaku hiperaktif pada anak karena konsumsi gula yang berlebihan. Namun, bagaimanapun ini belum terbukti.

Gejala

Gejala ADHD mudah terdeteksi pada masa kanak-kanak dan remaja, tetapi lebih sulit terdeteksi pada orang dewasa. Meskipun demikian, gejalanya pada orang dewasa merupakan tanda yang sudah berkembang sejak kecil.

Gangguan ADHD sering berkaitan dengan kesulitan memperhatikan (fokus), serta perilaku impulsif dan hiperaktif. Penderita tidak bisa duduk diam dan terus bergerak. Mereka juga mungkin mengalami kesulitan belajar, seperti kesulitan membaca atau menulis.

ADHD paling sering terjadi pada anak di bawah usia 12 tahun. Namun, gejala ini dapat terlihat pada banyak anak sejak usia tiga tahun. Gejala pada anak-anak dapat bertahan hingga dewasa.

Bahaya ADHD pada wanita

Menurut penelitian oleh Dr. Ellen Littman, penulis buku Understanding Girls with ADHD, sekitar 4 juta wanita di seluruh dunia tidak memiliki diagnosis pasti. Oleh karena itu, data mengatakan bahwa setengah dari wanita dengan gangguan ini tidak menyadari bahwa mereka memiliki masalah kesehatan mental.

Sebuah studi tahun 2009 oleh University of Queensland di Australia menemukan bahwa wanita yang lahir dengan gejala jarang merujuk ke departemen kesehatan mental di rumah sakit atau klinik. Bahkan dokter tidak menyadari bahwa seorang wanita menderita gejala ADHD.

Melansir Alodokter, Inilah sebabnya mengapa wanita lebih mungkin untuk mendapat diagnosis ADHD yang salah dari dokter mereka:

1. Wanita sering menganggap remeh. Karena wanita terbiasa mengalami gejalanya dalam rutinitas sehari-hari, seperti lupa, sulit mengontrol waktu dan benda-benda di sekitarnya. Akibatnya, tidak ada gejala gangguan hiperaktif.

2. Wanita yang cerdas dan memiliki keluarga yang mendukung cenderung menyembunyikan atau menutup gejala hiperaktif dalam dirinya.

3. Wanita tidak menunjukkan gejala hiperaktif yang membahayakan orang lain atau menyebabkan kekacauan, seperti yang terjadi kebanyakan pria. Gejalanya pada wanita biasanya mendapat diagnosa pada tahap kehidupan selanjutnya, seperti saat mereka kuliah, menikah, atau hamil. Akibatnya, keterlambatan diagnosa sering terjadi.

4. Pada wanita, gejalanya seperti peningkatan hormon estrogen dan perubahan perilaku lainnya sering salah diagnosis sebagai bagian dari pubertas. Apalagi jika kamu atau anak kamu menunjukkan gejala pada usia muda, antara usia 7 dan 12 tahun.

Pengobatan ADHD

Pasien ADHD tidak sepenuhnya dapat sembuh. Namun, obat-obatan dan terapi dapat meringankan gejala dan memungkinkan pasien menjalani kehidupan sehari-hari mereka secara normal.

Obat-obatan yang digunakan untuk membantu penderita untuk rileks dan mengurangi impulsif, memungkinkan mereka untuk lebih fokus. Selanjutnya, Perawatan psikologis. Terapi ini bertujuan untuk membantu penderita menemukan cara untuk mengatasi gejala penyakitnya.

 

Yuk, kunjungi laman Instagram dan Facebook Media Edukasi Indonesia untuk mendapatkan informasi dan fakta-fakta unik lainnya ya!

Komentar
Artikel ini telah dibaca 24 kali

Baca Lainnya

Manfaat Kunyit Bagi Kesehatan Yang Jarang Diketahui

1 November 2024 - 17:27 WIB

Manfaat Kunyit

Manfaat Ubi Ungu, Sumber Antioksidan hingga Kaya Nutrisi

28 Oktober 2024 - 17:44 WIB

Manfaat Ubi Ungu

Manfaat Jagung, Sumber Energi Hingga Menjaga Kesehatan Kulit

28 Oktober 2024 - 17:22 WIB

Manfaat Jagung

Cara Mengobati Sakit Gigi yang Terbukti dan Ampuh

25 Oktober 2024 - 18:26 WIB

Tips Mengatasi Sesak Nafas Secara Efektif

23 Oktober 2024 - 17:42 WIB

Manfaat Ikan Gabus untuk Kesehatan

16 Oktober 2024 - 20:37 WIB

Manfaat Ikan Gabus
Trending di Kesehatan