Sedentary Lifestyle? Bagi banyak orang, gaya hidup ini mungkin namanya tak familiar. Namun, banyak dari mereka yang secara tak sadar menjalani gaya hidup ini.
Sedentary Lifestyle merupakan gaya hidup yang hanya mengeluarkan sedikit energi seperti duduk, berbaring sambil bermain ponsel, membaca, menonton televisi dan bermain game. Nah, buat kamu yang suka rebahan atau duduk di depan laptop selama berjam-jam, bisa jadi kamu sedang menjalani gaya hidup sedentary lifestyle.
Menurut WHO, Sedentary Lifesyle merupakan penyebab utama kematian dan kecacatan di seluruh dunia. Ada sekitar 2 juta kematian yang di sebabkan oleh kurangnya aktivitas fisik atau Sedentary Lifesyle.
Sedentary Lifesyle di klasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu :
- Sedentary lifestyle rendah – perilaku duduk, berbaring sambil bermain ponsel, membaca, menonton televisi dan bermain game selama kurang dari 2 jam.
- Sedentary lifestyle sedang – perilaku duduk, berbaring sambil bermain ponsel, membaca, menonton televisi dan bermain game selama 2-5 jam.
- Sedentary lifestyle tinggi – perilaku duduk, berbaring sambil bermain ponsel, membaca, menonton televisi dan bermain game selama lebih dari 5 jam.
Dampak sedentary lifestyle bagi Kesehatan:
- Obesitas
Sedentary lifestyle dapat menyimpan banyak kalori dan mengeluarkan sedikit energi
sehingga menyebabkan obesitas. Penyakit ini merupakan penyakit kronik yang dapat diobati. Menurut WHO, setidaknya ada 1 miliar orang di seluruh dunia mengalami obesitas.Sekitar 650 juta orang dewasa, 340 juta remaja, dan 39 juta anak-anak. Obesitas dapat mempengaruhi sebagian besar sistem tubuh seperti jantung, hati, ginjal, sendi, dan sistem reproduksi.
- Osteoporosis
Osteoporosis merupakan penyakit tulang yang berupa massa tulang yang rendah dan penurunan kualitas jaringan tulang yang dapat menyebabkan pengeroposan tulang. Jika seseorang mengalami pengroposan tulang, maka seseorang tersebut menjadi lemah dan mudah cidera. Selain itu, pengroposan tulang juga bisa menimbulkan rasa nyeri, bentuk tubuh berubah bahkan kemampuan fisik yang berkurang. Perilaku sedentari atau sedentary lifestyle dapat menyebabkan osteoporosis karena tidak terpapar sinar ultraviolet.
- Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung coroner merupakan penyakit yang mengalami sumbatan pada pembuluh darah sehingga tidak dapat menyuplai makanan dan oksigen untuk otot jantung. Penyakit jantung koroner terjadi akibat penyumbatan pada pembuluh darah arteri koroner. Seseorang yang berperilaku sedentari dapat menurunkan otot kerja jantung yang akan mengakibatkan pada penyalit jantung koroner.
- Kesehatan Mental
Gaya hidup kurang gerak atau sedentary lifestyle dapat mengganggu kesehatan mental. Perilaku ini ternyata meningkatkan risiko depresi. Menurut sebuah penelitian di Australia, pria yang duduk selama lebih dari 6 jam sehari di tempat kerja, 90 persen lebih mungkin untuk merasakan tekanan psikologis sedang, seperti merasa gugup, gelisah, putus asa, bahkan lelah.
- Hipertensi
Sedentary lifestyle merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan keadaan tekanan darah yang mengalami peningkatan. Seseorang yang mengidap hipertensi akan merasakan beberapa gejala seperti sakit kepala, lemas, nyeri dada, serta sesak napas.
- Kolesterol
Seseorang dengan sedentary lifestyle maka kadar kolesterol di dalam tubuh
Meningkat. Kolesterol merupakan zat lilin yang ditemukan dalam makanan berwarna putih. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol dalam tubuh, adanya ketidaknormalan genetika yang dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Mengonsumsi makanan dengan kandungan kolesterol tinggi atau kurang olahraga bisa menyebabkan kelebihan kolesterol, Akan tetapi, kolesterol juga bisa dipicu karena faktor keturunan.
Nah, sekarang kamu sudah tahu kan bahaya dari perilaku sedentary lifestyle terhadap Kesehatan kamu. Oleh karena itu, kamu harus menghindari perilaku sedentary lifestyle dengan cara olahraga teratur, melakukan hal-hal positif, merenggangkan otot, dan makan secara teratur.
Kontributor Media Edukasi Indonesia : Eka Rahmawati