Beberapa hari lalu kita digegerkan dengan seorang ibu rumah tangga yang mencoba membunuh ke tiga anaknya dengan pisau dapur. Meski 2 dari 3 anaknya tersebut selamat, namun masih tetap menyimpan luka dan trauma yang sangat mendalam tentunya.
Setelah diselisik ternyata ibu tersebut memiliki gangguan mental akibat terlalu lama memendam perasaan dan rasa sakit hati yang ia derita selama bertahun-tahun. Ia ingin menyelamatkan anaknya agar tak merasakan apa yang ia rasakan saat ini namun dengan cara yang salah. Hingga hilanglah nyawa 1 orang anaknya dan kedua anaknya yang lain selamat namun dengan luka yang serius.
Dari kasus tersebut kita ambil pelajaran dan hikmah bahwa sebetulnya bahwa ibu sehat, keluarga pun sehat. Tentu saja, karena seorang ibu merupakan centrum atau pusat emosi dari sebuah keluarga.
Sehingga sangat penting sekali bagi seorang ibu untuk menjaga kesehatan mentalnya sendiri agar tetap waras dan dapat menjalani aktivitasnya sebagai seorang ibu rumah tangga dengan baik.
Siapa sangka menjadi ibu sangat mudah? Tidak. Menjadi ibu tidaklah mudah. Selain harus mengurus pekerjaan rumah, mengurus suaminya, seorang ibu pun harus menjaga anaknya. Apalagi jika ibu tersebut memeiliki peran ganda, sambil bekerja di luar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Sehingga jika seorang ibu abai atau tidak diperhatikan, seorang ibu akan rentan mnegalami stres dan depresi dengan segala aktivitasnya yang terus menerus menuntutnya.
Maka dari itu, sebagai ibu rumah tangga, kita harus bisa menjaga kondisi mental agar tetap sehat, waras dan tentunya bahagia menjalani kehidupannya sebagai ibu rumah tangga.
Dibawah ini ada beberapa tips untuk menjaga kesehatan mental ibu rumah tangga agar tidak terjadi emosi yang dapat membludak tiba-tiba dan tentunya tidak terjadi lagi kasus-kasus lain seperti kasus diatas.
Pertama, kenali diri sendiri dengan baik. Hal ini sangat penting sekali karena mengenali diri sendiri merupakan hal utama. Karena hanya diri sendiri yang paham dan tahu apa hal yang disukai, hal yang tidak disukai, hingga hal-hal kecil yang membuat kita senang, bahagia, sedih, marah bahkan stres.
Dengan begitu, kita bisa mengetahui sumber stres tersebut berasal darimana sekaligus mengetahui bagaimana cara yang ampuh untuk mengatasi permasalah-permasalahan tersebut bahkan apa yang dapat dilakukan pada situasi sulit sekalipun.
Misalnya, ketika dilanda stres pertolongan pertama yang ampuh bagi kita adalah dengan berjalan-jalan sejenak, atau dengan berbelanja hal yang diinginkan, maka hal itu dapat menjadi obat bagi diri sendiri agar rasa stres itu hilang.
Kedua, menjaga kondisi tubuh. Bukan hanya seorang ibu saja, kondisi tubuh siapapun akan berpengaruh terhadap kesehatan mental dirinya sendiri.
Agar tetap sehat, bahagia, waras dan tidak stres alangkah lebih baiknya menjaga kondisi tubuh diri sendiri dengan cara melakukan pola hidup yang sehat dan teratur. Dimulai dari mengubah pola tidur menjadi lebih baik, pola makan menjadi teratur dan olahraga dengan teratur.
Ketiga, komunikasi baik dengan support system. Siapa sangka keberadaan support system merupakan hal yang sangat penting. Karena memiliki support system akan berpengaruh pada kesehatan mental seseorang.
Namun perlu berkomunikasi yang baik dengan support system tersebut. Karena mereka akan menjadi garda terdepan yang akan mendukung kita dan membantu kita.
Hanya saja, terkadang komunikasi yang buruk menjadi kendala dan merasa tidak memiliki support system. Sehingga akhirnya mengalami stres yang tidak terkendali.
Keempat, luangkan waktu untuk me time. Me time merupakan hal yang paling urgent dilakukan saat mental kita sedang mengalami depresi. Cobalah luangkan waktu untuk diri sendiri dan menikmati waktu tersebut meskipun dengan durasi waktu yang tak lama dan sangat singkat.
Sederhana namun berarti, misalnya dengan rebahan sejenak, atau menghabiskan waktu dengan membaca buku kesukaan, mandi dengan air hangat atau sekedar menikmati secangkir teh dengan memainkan ponsel.
Hal-hal tersebut akan merubah emosi kita menjadi lebih terkendali dan tentu mental kita akan terjaga kesehatannya dan jauh dari yang disebut dengan depresi, stres dan tentunya kita harus menjalani hidup ini dengan penuh rasa syukur dan bahagia.***
Kontributor Media Edukasi Indonesia : Dhilla Nuraeni Az-zuhri