Percaya tidak, jika orang narsis sebenarnya malah insecure?
Insecure tampaknya menjadi kata yang populer beberapa waktu belakangan ini. Menurut WebMD, insecure didefinisikan sebagai rasa tidak mampu (tidak cukup baik untuk diri sendiri) dan ketidakpastian tentang sesuatu.
Kondisi ini mendorong mereka memanifestasikan diri dalam berbagai cara, salah satunya dengan narsisme. Jika kita selalu berasumsi bahwa narsisme adalah ciri orang yang terlalu percaya diri, ternyata hal itu salah. Menurut sebuah penelitian yang terbit dalam jurnal Personality and Individual Differences, sebenarnya orang-orang menjadi narsis justru sedang menutupi rasa insecure-nya di hadapan publik.
Orang narsis berarti insecure
Menurut penelitian yang dilakukan pada 300 responden dengan usia rata-rata 20 tahun (60% wanita dan 40% pria), menghasilkan bahwa alih-alih tingginya kepercayaan diri, fenomena narsis justru didorong oleh rasa insecure dan khawatir yang berlebihan. Ini karena narsisis berusaha untuk meningkatkan citra mereka di mata orang lain daripada mencintai diri sendiri secara alami.
Para peneliti juga menemukan bahwa mereka terlalu overproud atau terlalu membanggakan sesuatu (yang memiliki konotasi negatif). Mereka yang merasa tidak percaya diri akan menceritakan kelebihannya secara berlebihan. Dalam beberapa kasus, jenis orang tersebut sering membual serta melebih-lebihkan agar mendapat pengakuan orang lain.
Orang yang secara alami percaya diri tidak memerlukan perhatian, pengakuan, atau validasi orang lain untuk merasa nyaman. Jadi, jika kamu bertemu dengan orang yang narsis, pahamilah bahwa mereka sedang insecure.
Orang narsis benci melihat orang lain senang
Narsisme mendorong kecemburuan dan persaingan yang tidak sehat, sehingga orang narsis kurang memiliki empati, atau kepedulian dan kasih sayang terhadap orang lain. Mereka mungkin menunjukkan penyesalan, kasih sayang, atau kemurahan hati, tetapi hanya untuk mendapatkan penghargaan sosial; mereka tidak mau atau tidak mampu mengubah sikap mereka.
Akibatnya, mereka tidak dapat merasakan kebahagiaan yang berasal dari hati. Keinginan akan pengakuan dan pujian dari orang lain menimbulkan kecemburuan dan kemarahan orang lain, serta keyakinan bahwa orang lain iri padanya, sehingga orang narsistik terganggu dan terancam eksistensi dan gengsinya sendiri ketika melihat orang lain bahagia atau sukses.
Mereka cenderung berbahaya
Bahkan dalam kasus yang ekstrim, kepribadian narsistik tidak menutup kemungkinan berani melakukan berbagai cara untuk menjatuhkan orang lain, seperti mengadu domba atau mengintimidasi ketika sedang merasa terancam. Semua kecurangan ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa dia pantas menjadi orang yang paling hebat.
Sebaliknya, ketika melihat orang lain gagal, narsisis akan merasa sangat bahagia karena situasi tersebut memvalidasi keyakinan mereka bahwa mereka adalah orang yang lebih baik daripada orang-orang di sekitar mereka.
Dengan mengetahui fakta di atas, semoga kamu terhindar dari sikap narsis dan terhindar dari orang-orang yang memiliki sikap tersebut.