Istilah “quarter life crisis” bukanlah hal baru bagi kaum milenial dan Generasi Z. Seperti yang kita ketahui bersama, mencapai usia 20 tahun adalah tugas yang sulit. Sebagai orang dewasa, sulit untuk berpikir matang dan belajar menjaga stabilitas keuangan.
Tahap ini sering membuat kita merasa tidak aman karena kita menganggap diri kita lebih rendah dari orang lain. Jadi, apa prinsip panduan yang harus diikuti ketika menghadapi krisi ini. Yuk simak apa saja prinsipnya!
Fokus pada tujuan
Tidak bisa dipungkiri bahwa salah satu kebiasaan buruk kita adalah melihat kehidupan orang lain dan meratapi kehidupan kita sendiri. Kita percaya bahwa apa yang orang lain lalui tampaknya mudah, sedangkan jalan kamu sendiri penuh dengan tantangan dan liku-liku.
Salah satu prinsip terpenting yang harus diingat saat kamu mendekati krisis seperempat kehidupan ini adalah fokus pada tujuan kamu sendiri. Melihat kehidupan orang lain akan membuat kamu melupakan kehidupan kamu sendiri, menyebabkan kamu lebih mudah gagal.
Jangan membandingkan diri dengan orang lain
Siapa yang tidak pernah membandingkan diri sendiri dengan orang lain? Tampaknya masing-masing dari kita sering melakukannya. Membandingkan diri tampaknya menjadi penyakit yang menjangkiti generasi milenial dan Generasi Z.
Namun, ini tidak dapat dibiarkan berlanjut ketika kamu berusia dua puluhan. Salah satu prinsip terpenting yang harus ditanamkan selama fase quarter-life crisis adalah hindari mengukur pencapaian kamu dengan mudah dibandingkan pencapaian orang lain. Karena setiap orang punya caranya masing-masing dalam melakukan sesuatu.
Kembangkan kreativitas hindari memikirkan ekspektasi orang lain
Kreativitas merupakan hal penting di dunia ini, apalagi di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital. Sayangnya, ketika kita mulai memasuki usia dewasa, kita sering kurang percaya diri untuk mengasah kreativitas kita karena kita percaya itu tidak sesuai dengan apa yang orang lain anggap keren. Mengembangkan kreativitas, di sisi lain, bukanlah hal yang buruk. Saat menghadapi quarter life crisis, salah satu prinsip terpenting yang harus diikuti adalah mengembangkan semua kreativitas yang ada tanpa terpaku pada tuntutan orang lain. Bagaimanapun, kamulah yang lebih menyadari apa yang kamu minta, minat kamu, dan potensi yang dapat membawa kamu pada kesuksesan.
Jangan mudah terjerumus dalam persaingan toxic
Siapa yang pernah terjebak dalam persaingan toxic? Entah itu saling memamerkan kedudukan, gengsi, keistimewaan, kekayaan, atau kelebihan lainnya. Orang-orang usia dua puluhan tampaknya kecanduan persaingan toxic.
Salah satu prinsip yang harus diikuti saat memasuki fase quarter life crisis adalah sebisa mungkin menghindari pola persaingan yang toxic. Meskipun kelihatannya menyenangkan, persaingan beracun ini dapat menempatkan kamu dalam situasi yang buruk dan terpojok.
Yuk, kunjungi laman Instagram dan Facebook Media Edukasi Indonesia untuk mendapatkan informasi dan fakta-fakta unik lainnya ya!