Dodol merupakan salah satu makanan khas Indonesia yang sangat terkenal. Namun, tahukah kamu sejarah dan filosofi dodol ini sendiri?
Penasaran? Yuk, simak artikel ini sampai selesai!
Kuliner Indonesia merupakana salah satu sebuah simbol kekuatan budaya yang berkaitan dengan sejarah dan tradisi masyarakat.
Keragaman makanan tradisioanal Indonesia pun memiliki nilai-nilai kearifan lokal, serta syarat akan makna yang terkandung tersendiri.
Salah satu kuliner nusantara yang mewarisi cita rasa dari leluhur yang sangat kental, yaitu dodol.
Filosofi Dodol
Dalam proses pembuatannya tersirat makna filosofis yang menggambarkan kebersamaan dan keberagaman.
Pembuatan dodol biasanya melibatkan beberapa orang. Ada pula pembagian tugas di dalamnya.
Para laki-laki bertugas mengaduk adonan dodol yang prosesnya dapat memakan waktu hingga 10 jam, hingga warnanya berubah menjadi cokelat keemasan. Sedangkan para perempuan, bertugas menyiapkan bahan-bahan.
Melalui dodol yang dibuat dalam proses yang lama dan dikerjakan bersama-sama ini lah, semangat gotong royong sangat diperlukan.
Asal Mula Dodol
Mengutip dari indonesia.go.id, terdapat kisah-kisah terkait dodol yang masyarakat yakini di berbagai daerah di Indonesia.
Banyak sebutan yang identik dengan dodol, seperti Nian Gao atau Kue Keranjang, Wajit, Jenang, Lempok, Gelinak, dan beragam nama lain di berbagai daerah di Indonesia.
Bagi masyarakat Betawi yang dulu bernama Batavia, dodol merupakan makanan perayaan. Oleh karena itu, sampai saat ini, dodol nggak pernah absen dalam berbagai acara perayaan khususnya di Jawa Barat, seperti acara pernikahan atau khitanan.
Dalam budaya orang-orang Tionghoa, dodol yang dikenal dengan nama Kue Keranjang ini menjadi ciri khas dalam perayaan tahun baru imlek.
Lain lagi bagi masyarakat jawa. Pada kalangan masyarakat jawa, dodol dikenal dengan sebutan Jenang. Makanan ini pun telah dikenal sejak zaman kerajaan Hindu-Buddha, lho!
Itulah sebabnya, eksistensi jenang melekat di berbagai upacara adat, baik itu hajatan pernikahan, perayaan kelahiran anak, bahkan upacara kematian.
Hampir di setiap acara, masyarakat selalu menyajikan makanan ini.
Nah, itu dia beberapa sejarah dan filosofi dodol. Ternyata, dodol bukan hanya makanan biasa ya! Banyak sekali nilai dan filosofi yang terkandung di dalamnya.
Jangan lupa kunjungi laman Instagram dan Facebook Media Edukasi Indonesia untuk mendapatkan informasi dan fakta-fakta menarik lainnya!