Istilah hardskill dan softskill pasti sudah tak lagi asing untuk para fresh graduate, job hunters, pekerja, atau bahkan mahasiswa yang kuliah sembari bekerja. Akan tetapi, ternyata masih banyak yang salah dalam mengartikan dua istilah ini, lho. Dua skill yang berbeda ini sering ditukar artinya dan berakhir dengan mengotori CV, padahal tujuan penyantuman hardskill dan softskill adalah untuk mempercantik dan melengkapi CV. Nah, untuk menghindari penulisan yang salah atau tertukar, berikut adalah penjelasan hardskill vs softskill dan mana yang lebih penting.
Pengertian Skill
Sebelum memasuki pembahasan yang lebih mendalam, ada baiknya kita memulai dari pengertian skill itu sendiri. Dalam bahasa Indonesia, skill berarti kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan yang dimiliki oleh seseorang. Nah, skill ini terbagi menjadi dua, yaitu hardskill dan softskill.
Hardskill
Hardskill adalah kemampuan, keahlian, keterampilan, dan pengetahuan khusus yang dimiliki untuk sebuah pekerjaan tertentu. Hardskill dapat dipelajari dan dilihat ukurannya secara objektif. Mempelajari dan melatih hardskill dapat melalui pendidikan formal, kursus, pelatihan, ataupun sertifikasi. Dari pendidikan formal sampai sertifikasi itulah hasil yang objektif berupa nilai untuk mengukur kemampuan hardskill didapatkan. Contoh hardskill adalah sebagai berikut.
- Visualisasi Data
- Bahasa Asing
- Web & App Development
- Copy writing
- Content writing
- Digital Marketing
- Facebook Ads
- Google Ads
- Project Management
- Video Editing
- UI/UX Design
- UX Writing, dan lain sebagainya.
Softskill
Softskill adalah kemampuan interpersonal yang dibutuhkan dalam pekerjaan apa pun. Softskill akan tampak ketika seseorang berinteraksi dengan orang lain. Kita dapat mempelajari skill yang satu ini melalui pelatihan atau kursus tertentu, tetapi hasil dari pelatihan atau kursus itu tidak akan dapat muncul secara objektif. Tinggi rendahnya softskill seseorang bersifat subjektif. Oleh karena itu, tidak ada penilaian yang mutlak untuk mengukur softskill seseorang. Contoh softskill antara lain adalah sebagai berikut.
- Adaptif
- Leadership
- Manajemen waktu
- Komunikasi
- Kerja sama tim
- Problem solving
- Berpikir kreatif
- Berpikir kritis
- Negosiasi
- Presentasi
- Networking
- Rasa ingin tahu
- Flexibility
- Public speaking
- Kecerdasan emosi, dan lain sebagainya.
Mana yang Lebih Penting?
Dari pengertian serta contoh dari hardskill dan softskill, pada akhirnya keduanya memang sama-sama penting. Hardskill bagus tanpa softskill yang mendukung sama saja dengan nol besar, begitu pula sebaliknya. Untuk mendapatkan suatu pekerjaan, kita perlu mencantumkan hardskill yang kita miliki di CV. Lalu, pada tahap interview, softskill itulah yang akan kita tunjukkan secara sadar maupun tak sadar. Tidak hanya itu, ketika hardskill membantu kita untuk melakukan dan mendapatkan pekerjaan, softskill berperan penting dalam usaha kita bertahan pada pekerjaan tersebut.
Nah, itulah penjelasan terkait hardskill vs softskill dan mana yang terpenting. Kunjungi laman Instagram dan Facebook Media Edukasi Indonesia untuk mendapatkan informasi dan fakta-fakta unik lainnya ya!