Mungkin sebagian besar dari kalian sudah pernah mendengar julukan Kota Pontianak sebagai kota hantu atau mungkin ada beberapa dari kalian yang belum mengetahui dimana letak Kota Pontianak. Kota Pontianak sendiri merupakan ibukota dari provinsi Kalimantan Barat dan berdiri pada tanggal 23 Oktober 1771 atau sejak 251 tahun yang lalu.
Tahukah kalian ternyata Kota Pontianak tidak seseram julukannya loh. Ternyata di kota ini terdapat berbagai macam hal menarik yang wajib kalian ketahui. Berikut ini 6 funfact tentang Kota Pontianak yang dijuluki sebagai kota hantu yang wajib kamu ketahui.
- Sungai Terpanjang di Indonesia Ada di Kota Pontianak
Sungai Kapuas merupakan sungai yang terpanjang di Indonesia dengan total panjang sungai mencapai 1.143 km. Nama sungai ini diambil dari nama daerah Kapuas Hulu karena mengalir dari Kapuas Hulu dan bermuara di sekitar Kota Pontianak.
Sungai Kapuas melintasi beberapa wilayah di Provinsi Kalimantan Barat. Oleh karena itu, banyak masyarakat yang melakukan mobilitas dengan menggunakan jalur air sebagai salah satu media transportasi.
- Wisata Eksotis dan Heritage Sungai Kapuas Pontianak
Belum lengkap rasanya bila kalian belum menyusuri Sungai Kapuas yang dikenal dengan destinasi wisatanya yang indah. Kalian wajib mengunjungi destinasi wisata alam dan wisata heritage yang menyajikan sisi keindahan Kota Pontianak.
Ada beberapa rekomendasi tempat wisata sekitar Sungai Kapuas yang wajib kalian datangi ketika liburan di Kota Pontianak. Kalian bisa bermain kayak di sore hari sambil menikmati pemandangan matahari tenggelam atau menyusuri jalanan Water Front yang berada persis di pinggir Sungai Kapuas.
Selain itu kalian juga bisa menaiki kapal wisata yang akan membawa kalian untuk melihat keindahan Kota Pontianak di malam hari. Tempat wisata pinggir sungai lainnya yang heritage adalah pelabuhan tertua di Kota Pontianak yaitu Pelabuhan Seng Hie dan masjid tertua di Kota Pontianak yaitu Masjid Jami’.
- Pontianak Kota Seribu Warkop
Baru baru ini Kota Pontianak dijuluki sebagai sebagai Kota Seribu Warkop (warung kopi). Julukan yang diberikan ini terjadi lantaran banyaknya warung kopi di Kota Pontianak. Hingga saat ini sudah tercatat sekitar kurang lebih 800 warung kopi yang berdiri di kota ini.
Banyaknya warung kopi ini tentunya berkaitan erat dengan budaya masyarakat Pontianak yang suka ngopi. Masyarakat Pontianak senang berbincang atau berdiskusi dengan keluarga dan teman sambil ngopi. Tidak heran lagi mengapa Kota Khatulistiwa ini dijuluki sebagai Kota Seribu warkop. Tentunya bukanlah hal yang sulit untuk menemukan warkop di kota ini.
- Titik Kulminasi Matahari Berada di Kota Pontianak
Kota Pontianak disebut juga sebagai Kota Khatulistiwa atau Kota Ekuator. Hal ini dikarenakan wilayah kota dilewati garis khatulistiwa atau garis 0 derajat. Lokasi persisnya berada di Tugu Khatulistiwa, Kecamatan Pontianak Utara.
Setiap tanggal 21-23 Maret dan 21-23 September akan terjadi titik kulminasi matahari. Pengunjung akan mendatangi tempat wisata Tugu Khatulistiwa untuk menyaksikan secara langsung objek telur yang didirikan tegak tanpa memiliki bayangan sehingga disebut juga sebagai Hari Tanpa Bayangan Matahari.
- Tradisi Kerajaan Keraton Kadariah Pontianak yang Masih Exist
Keraton Kadariah adalah istana Kesultanan Pontianak yang berdiri pada tahun 1771 sampai 1778 masehi oleh sultan pertamanya yang bernama Sayyid Syarif Abdurrahman Al-Qadrie yang kemudian menjadi cikal bakal lahirnya Kota Pontianak. Lokasinya berada di muara simpang tiga Sungai Kapuas, Sungai Kapuas Kecil dan Sungai Landak.
Hingga saat ini, tradisi dari keturunan keluarga Kerajaan Keraton Kadariah Pontianak masih exist dan lestari. Masih terdapat tradisi penobatan sultan dengan ritual adat rampung serta pengawalan oleh pasukan bersenjata kesultanan dan punggawa adat yang berangkat dari Masjid Jami’ menuju Istana Kadariah dengan berjalan kaki. Hal ini tentunya dapat menjadi napak tilas sultan sebagai agenda pariwisata tahunan dengan melestarikan tradisi.
- Asal Usul Kota Pontianak
Asal usul Kota Pontianak kerap dikait-kaitkan dengan “Kerajaan Kuntilanak” yang tentunya hanya mitos belaka. Menilik dari sejarahnya, pada tanggal 23 Oktober 1771 Masehi, rombongan ulama Hadramaut, Yaman, Syarif Abdurrahman Al-Qadrie membuka kawasan hutan belantara di persimpangan tiga sungai untuk mendirikan balai dan rumah sebagai tempat tinggal yang diberi nama Pontianak. Berkat kepemimpinannya, Kota Pontianak berkembang menjadi kota perdagangan dan pelabuhan karena lokasinya yang berada di pinggiran Sungai Kapuas.
Letak pusat pemerintahannya ditandai dengan berdirinya Masjid Raya Sultan Abdurrahman Al-Qadrie yang terletak di Kelurahan Dalam Bugis, Kecamatan Pontianak Timur. Jadi, tidak ada sangkut-pautnya dengan kerajaan kuntilanak seperti mitos yang berkembang.
Namun, hingga saat ini sebagian masyarakat Pontianak masih percaya bahwasannya kuntilanak memang ada dan merupakan sejarah berdirinya Kota Pontianak. Bahkan, beberapa masyarakat pernah melihat atau diganggu kuntilanak.
Kontributor Media Edukasi Indonesia : Sri Sasmita