5 Fakta Menarik Ogoh-Ogoh, Patung Pengusir Roh Jahat –Pawai ogoh-ogoh merupakan salah satu tradisi Hari Raya Nyepi. Ogoh-ogoh adalah patung besar yang terbuat dari bambu, kayu, dan kertas yang digunakan umat Hindu di Bali, Indonesia, dalam perayaan Nyepi Tahun Baru Saka.
Patung-patung ini biasanya menggambarkan makhluk mitos seperti raksasa, monster, atau dewa Hindu. Ogoh-ogoh merupakan bagian penting dari tradisi upacara Nyepi. Nantinya, patung tersebut diarak keliling kota sebelum dibakar sebagai simbol penghancuran segala kejahatan dan keburukan di dunia.
5 Fakta Menarik Ogoh-Ogoh, Patung Pengusir Roh Jahat
Selain sebagai simbol pembakar kejahatan dan kejelekan, ogoh-ogoh juga masyarakat percaya sebagai cara mengusir roh jahat yang berkeliaran di malam hari. Yuk, simak fakta menarik lain tentang ogoh-ogoh, patung seram yang sering kita jumpai di Bali!
Arti nama ogoh-ogoh
Ogoh-ogoh berasal dari bahasa Bali, Ogah-ogah yang artinya bergoyang. Ogoh-ogoh menggambarkan Bhuta Kala yang bertubuh besar, jahat, dan menakutkan, biasanya berbentuk gajah atau naga.
Memiliki makna mistis
Ogoh-ogoh merupakan buatan sekelompok besar masyarakat, mulai orang tua maupun muda. Ogoh-ogoh mereka bawa keliling kampung atau jalan-jalan agar bisa terlihat oleh banyak orang. Mereka percaya bahwa roh jahat akan memasuki Ogoh-ogoh sebelum mereka bakar.
Melambangkan Bhuta Kala
Ogoh-ogoh terbentuk sedemikian rupa dalam ukuran besar dan sangar. Karena bentuk itu melambangkan Bhuta Kala. Menurut kepercayaan Hindu, Bhuta Kala adalah tokoh yang menyebarkan kebencian dan kejahatan. Pada akhirnya, manifestasi Bhuta Kala ini harus mereka bakar agar umat Hindu terbebas dari kejahatan di tahun mendatang.
Pembuatan paling cepat selesai 2 minggu
Pembuatan patung ogoh-ogoh membutuhkan waktu yang lama, meski pada akhirnya akan terbakar. Waktu yang mereka butuhkan untuk membuat patung ogoh-ogoh berbeda-beda tergantung ukuran dan tingkat keindahannya.
Patung ogoh-ogoh yang lebih kecil biasanya selesai dalam waktu sekitar dua minggu. Patung yang lebih besar setinggi beberapa meter bisa memakan waktu berbulan-bulan untuk diselesaikan.
Pawai saat Sandikala
Pada saat patung tersebut masyarakat arak keliling kota atau desa sebelum pembakaran, itu adalah salah satu bagian paling menarik dari perayaan ogoh-ogoh. Prosesi ogoh-ogoh biasanya terlaksana pada malam hari, tepat sebelum Hari Tahun Baru Saka atau sebagai “sandikala” dalam bahasa Bali.
Ogoh-ogoh diarak pada malam hari karena dipercaya Bhuta Kala akan muncul pada saat itu. Prosesi dan pembakaran ogoh-ogoh dimaksudkan untuk menakut-nakuti Bhuta Kala, namun ada juga yang percaya sebagai bentuk pemusnahan sifat buruk manusia.
Yuk, kunjungi laman Instagram dan Facebook Media Edukasi Indonesia untuk mendapatkan informasi dan fakta-fakta unik lainnya ya!