Agile Organization: Menjadi Organisasi yang Gesit –Di dunia global saat ini, banyak organisasi tidak mampu bersaing, bangkrut, dan akhirnya gulung tikar. Dengan persaingan yang semakin ketat, tuntutan konsumen, dan perubahan lingkungan yang semakin cepat, setiap organisasi harus mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.
Karyawan dalam organisasi juga harus mampu beradaptasi dan gesit. Hal ini menuntut organisasi untuk melakukan perubahan guna menghadapi tantangan perubahan di era 4.0 hingga 5.0, serta peluang yang akan muncul di masa mendatang.
Di sisi lain, Agile Organization muncul sebagai metodologi organisasi baru yang telah mengubah cara suatu entitas bekerja, menganalogikan organisasi sebagai organisme hidup. Organisasi tangkas/gesit/lincah dirancang untuk mendorong stabilitas dan keragaman dalam suatu organisasi. Agile Organization terdiri dari tim yang saling berhubungan yang harus beroperasi dalam siklus pembelajaran dan pengambilan keputusan yang cepat. Akibatnya, sangat penting bahwa organisasi yang gesit memiliki akses ke teknologi yang dapat membantu tim dalam pembelajaran dan pengambilan keputusan.
Agile Organization: Menjadi Organisasi yang Gesit
Apa sih Agile Organization itu?
Agile organization adalah organisasi yang mampu menghadapi perubahan dan tantangan, serta cepat beradaptasi dengan keadaan baru. Metode ini mampu dengan cepat dan efisien merevisi strategi, struktur, susunan tim, proses, dan teknologi dengan tujuan mengidentifikasi peluang untuk menciptakan dan mempertahankan nilai bagi organisasi.
Organisasi yang berubah menjadi organisasi Agile dapat menggabungkan kecepatan dan stabilitas dalam pekerjaan mereka. Organisasi yang telah menerapkan Agile Organization akan bekerja lebih efisien, efektif, dan konsisten, bahkan dalam situasi yang tidak pasti. Tujuan utama organisasi Agile adalah memberikan layanan terbaik dalam setiap situasi.
Anggapan ini didukung oleh temuan penelitian Mckinsey, yang menunjukkan bahwa organisasi yang telah menerapkan struktur ini akan lebih unggul dari mereka yang tidak menerapkan.
Siapa saja yang sudah menerapkan?
Menurut survei oleh Deloitte Global Human Capital Trends yang dilakukan pada tahun 2016, terdapat 82 persen dari mereka yang disurvei percaya bahwa budaya organisasi memiliki potensi keunggulan kompetitif. Akibatnya, peran pemimpin sangat penting dalam pembentukan organisasi yang gesit.
Di Indonesia sendiri, ada contoh startup yang menganut konsep agile dalam organisasinya, yaitu Gojek.
Gojek telah berkembang pesat dan adaptif dalam merespon perubahan dengan mengembangkan inovasi-inovasi baru yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan atau pasar. Fokus Gojek selalu pada kebutuhan pasar dan implementasi organisasi yang gesit. Gojek akhirnya bisa merambah dunia luar dengan aplikasi ini. Selain Gojek, perusahaan lain yang menerapkan metode ini yaitu Netflix.
Netflix adalah perusahaan yang menyediakan layanan streaming. Dalam beberapa tahun terakhir, Netflix telah melihat peningkatan pengguna dan keuntungan. Hal ini karena Netflix memberikan kebebasan kepada semua karyawannya dalam melaksanakan tanggung jawab. Namun, mereka harus memiliki komitmen dalam mencapai target yang telah ditentukan. Sehingga penerapan agile organization ini berhasil mendatangkan profit besar bagi perusahaan.
Yuk, kunjungi laman Instagram dan Facebook Media Edukasi Indonesia untuk mendapatkan informasi dan fakta-fakta unik lainnya ya!