Berbicara mengenai buku dan penerbitan, pernahkah kalian memikirkan bagaimana awal dari buku dan penerbitan yang ada di Indonesia? Apalagi menurut sejarah yang ada, bangsa Indonesia telah mengalami masa penjajahan yang begitu lama. Nah, apabila membicarakan penerbitan buku dan bagaimana distribusi buku di tanah air bermula, wajib hukumnya untuk mengingat perihal Balai Pustaka. Berikut adalah 3 fakta unik Balai Pustaka, penerbit pertama di Indonesia. Check it out!
1. Penerbit buku pertama di Indonesia
Sesuai dengan headline pembahasan, Balai Pustaka ialah penerbit buku pertama yang ada di Indonesia. Balai Pustaka menjadi wadah dari bacaan-bacaan untuk rakyat Indonesia yang pada masa itu masih ada di bawah jajahan pemerintah Hindia Belanda.
2. Didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda
Karena ada dan berdiri sejak masa pemerintahan Hindia Belanda, pembangunan atau pendirian Balai Pustaka ini ternyata juga dilakukan oleh pihak pemerintah Hindia Belanda, lho! Balai Pustaka pertama kali berdiri di bawah kuasa pemerintahan Hindia Belanda dengan nama Commissie voor de Inlandsche School en Volkslectuur atau yang dalam bahasa Indonesia berarti Komisi Bacaan Rakyat (KBR). Komisi Bacaan Rakyat ini berdiri pada tahun 1908, tepatnya pada tanggal 14 September 1908. Berdirinya KBR ini berdasarkan keputusan Departemen can Onderwijs en Eeredienst No. 12.
3. Sebelum kemerdekaan telah berhasil membangun 2.800 taman bacaan rakyat
Pada mulanya, Komisi Bacaan Rakyat (KBR) hanya bertujuan untuk merangsang minat baca masyarakat pribumi. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu KBR mulai berkembang dengan menerbitkan buku-buku terjemahan. Buku-buku itu antara lain adalah cerita rakyat, dongeng, hikayat, dan buku-buku terjemahan dari Belanda, Jerman, Prancis, Arab, dan Inggris. Karena perkembangan itulah, sebelum kemerdekaan bangsa Indonesia, Komisi Bacaan Rakyat atau KBR ini berhasil membangun kurang lebih 2.800 taman bacaan rakyat. Kemudian pada tahun 1917, Komisi Bacaan Rakyat mengalami perubahan nama menjadi Balai Pustaka. Bersamaan dengan perubahan nama itu, buku-buku yang diterbitkan oleh Balai Pustaka menjadi lebih beranekaragam. Salah satu buku yang paling populer dari terbitan Balai Pustaka adalah novel Siti Nurbaya karya Marah Roesli. Sejak masa itu, Balai Pustaka berhasil menjadi pilar sastra dan budaya Indonesia.
Nah, itulah pembahasan terkait 3 fakta unik Balai Pustaka penerbit pertama di Indonesia. Kunjungi laman Instagram dan Facebook Media Edukasi Indonesia untuk mendapatkan informasi dan fakta-fakta unik lainnya ya!