Mengenal Suku Minang, Masyarakat Penganut Matrilineal Terbesar di Dunia –Suku Minangkabau adalah salah satu yang terbesar di Indonesia, dan penting untuk diingat bahwa suku ini berbeda dari yang lain. Satu-satunya perbedaan adalah posisi spesies dalam sistem sosialnya. Seperti yang kita ketahui bersama, orang Minangkabau sangat memuliakan wanitanya.
Dalam adat dan budaya Minang, agar rasa cinta dan hormat terhadap wanita selalu hidup dalam jiwa laki-laki, maka adat menentukan garis keturunan dari garis keturunan ibu yaitu sistem matrilineal. Hal inilah yang memberikan keunikan dan keistimewaan bagi perempuan Minang.
Mengenal Suku Minang, Masyarakat Penganut Matrilineal Terbesar di Dunia
Bagi orang Minang, ibu adalah Bundo Kanduang. Kehadiran seorang perempuan dalam sebuah keluarga sangat penting, dalam kekerabatan matrilineal garis keturunan mengikuti garis ibu. Jika seorang anak tidak memiliki keturunan perempuan, garis keturunan keluarga telah terputus.
Di sini, perempuan dewasa atau ‘ibu’ adalah limapeh rumah, sumarak di nagari. Ibu memegang posisi bundo kanduang, simbol kehormatan dalam marga dan dalam nagari. Sang ibu menjadi hiasan di rumah, mencerminkan kepribadiannya yang berpendidikan dan sopan santun. Ibu juga masyarakat percaya dapat lebih memahami agama dan mematuhi aturan agama.
Oleh karena itu, dari segi materi, perempuan atau ibu adalah pemilik harta pusaka, atau harta pusaka menurut adat Minangkabau yang diwariskan dari ibu kepada anak perempuannya. Oleh karena itu, ibu harus menjaga keutuhan pusaka ini. Sebagai bagian dari garis keturunan, perbendaharaan ini juga mereka alihkan ke tanggungan perempuan. Selain itu, laki-laki memiliki kewajiban untuk mengembangkan aturan nenek moyang mereka.
Sebagai pemilik harta, ibu harus menggunakannya sesuai dengan petunjuk yang berlaku. Pada dasarnya, penggunaan manfaat ini terbagi menjadi dua bagian. Pertama, sumber daya mereka rawat sedemikian rupa sehingga hasilnya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kedua, sumber daya dan hasil dari sumber daya yang telah dikembangkan diarsipkan untuk digunakan di masa mendatang jika terjadi keadaan darurat.
Keunikan ini hanya milik masyarakat Minangkabau. Menurut A.A Navis, Minangkabau lebih merupakan keluarga etnik yang tumbuh dan berkembang sebagai akibat monarki dan menganut sistem adat yang bercirikan sistem kekeluargaan melalui garis perempuan atau matrilineal, meskipun budayanya banyak terpengaruh oleh agama Islam. Masyarakat Minang berkembang sebagai salah satu penganut matrilineal terbesar di dunia.
Yuk, kunjungi laman Instagram dan Facebook Media Edukasi Indonesia untuk mendapatkan informasi dan fakta-fakta unik lainnya ya!