Bioenergi adalah energi alternatif yang diproduksi dari sumber-sumber organisme hidup atau dapat disebut juga energi dari biomassa. Pada dasarnya ada tiga macam bentuk bioenergi yang tersedia karena kemajuan teknologi, yaitu energi panas, energi bahan bakar dan listrik.
Pemenuhan kebutuhan energi pada tingkat masyarakat global merupakan salah satu tantangan yang harus dihadapi oleh setiap mahkluk hidup yang tinggal di bumi, hal tersebut dikarenakan sumber energi yang tidak terbaharukan sepetti fosil semakin menipis saat ini, maka diperluan teknologi alternatif dari sumber-sumber terbaharukan untuk dapat dipergunakan secara kontinu sehingga stabilitas kebutuhan akan enrgi secara global dapat terpenuhi tanpa adanya kekhawatiran akan habisnya sumberdaya.
Perkembangan teknologi yang intens saat ini mendukung kemajuan bidang bioenergi karena dilatarbelakangi oleh beberapa faktor penting seperti kebutuhan energi secara global semakin meningkat, meningkatnya emisi gas sehingga terjadi efek rumah kaca, mengganti bahan bakar fosil yang saat ini mulai menipis ketersediaannya, serta perkembangan faktor ekonomi dan sosial secara global dan penggunaan limbah dan sisa hasil pengolahan pertanian sebagai biomassa sebagai sumber dari aktivitas bioenegi yang semakin meningkat.
Biomassa dari hasil produksi pertanian mempunyai potensi besar dan kontribusi yang penting sebagai bahan baku energi terbaharukan untuk memproduksi panas, listrik dan bahan bakar untuk transportasi. Untuk mengurangi kompetisi antara ketahanan pangan dan kebutuhan akan sumber bioenergi maka saat ini biomasa yang dipergunakan untuk bioenergi lebih pada limbah hasil pertanian yang tidak dipergunakan untuk pangan. Faktor lainnya yang mempengaruhi biomasa potensial sebagai efek dari perkembangan ilmu bioteknologi yaitu penggunaan mikrorganisme yang dimodifikasi secara genetik, ketersediaan air dan efek perubahan iklim yang mengubah produktivitas.
Produk samping pertanian atau limbah sisa proses produksi dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif, seperti proses pembakaran, konversi gas metana dari proses anaerobik. Selain limbah pertanian, limbah organik dari rumah tangga seperti sisa sayuran juga dapat dipergunakan untuk sumber energi alternatif.
Bioenergi merupakan suatu solusi alternatif terbarukan yang menjadi salah satu prospektif untuk dikembangkan, hal ini tidak semata-mata dilakukan untuk mencari solusi akan meningkatnya harga minyak dunia yang melonjak, namun karena menipisnya persediaan bahan bakar yang bersumber pada fosil sehingga menyebabkan terbatasnya produksi minyak bumi di dunia. Mahalnya harga minyak dunia memberatkan negara-negara berkembang yang saat ini masih melakukan impor bahan bakar minyak untuk transportasi maupun untuk industri. Ketergantungan masyarakat terhadap bahan bakar fosil masih sangatlah besar, hal ini terlihat dari setiap aktivitas mayarakat sehari-hari yang tidak terlepas dari pemakaian bahan bakar, seperti penerangan dan transportasi. Ketersediaan bahan bakar atau energi dari fosil telah diteliti dan diramalkan tidak akan berlangsung lama, sehingga memerlukan solusi yang tepat, yaitu dengan mencari sumber energi alternatif. Sekarang ini sudah tersedia beberapa jenis energi pengganti minyak bumi yang mulai diperhatikan oleh para peneliti yaitu tenaga baterai (fuel cells), panas bumi (geo thermal), tenaga laut (ocean power), batu bara, tenaga nuklir, gas, fusi, tenaga angin (wind power) dan biofuel.
Meningkatnya penelitian dan berkembangnya ilmu pengetahuan mengenai bioenergi mengenai energi alternatif pengganti bahan bakar fosil menjadikan ilmu bioenergy yang lebih modern seperti biodiesel, biohidrogn maupun biogas dari beberapa jenis biomassa, yaitu material yang dihasilkan oleh mahluk hidup (tanaman, hewan dan mikroorganisme). Indonesia memiliki kekayaan biodiversitas sumber daya hayati yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku bioenergi. Pengembanganbioenergi sebagai sumber energi alternatif di Indonesia sangat cocok diaplikasikan kaena didukung oleh ketersediaaan bahan baku dan ketersediaan lahan yang mencukupi untuk membudidayakan tanaman penghasil bioenergy. Bahan baku bioenergi yang biasa digunakan untuk bahan baku alternatif pengganti bahan bakar fosil, yaitu kelapa sawit, sagu, kelapa, ubi jalar, jarak pagar, tebu, jagung, kotoran ternak.
Energi Alternatif yang saat ini sedang melalui tahap penelitian serta diusahakan untuk meningkat produksinya sebagai pengganti bahan bakar fosil yaitu:
- Biodiesel adalah bioenergi atau bahan bakar nabati yang dibuat dari minyak nabati, maupun limbah hasil pertanian yang masih banyak mengandung minyak. Produksi biodiesel meliputi beberapa proses reaksi yaitu, proses transesterifikasi, esterifikasi atau proses esterifikasi-transesterifikasi minyak atau lemak dengan alkohol. Biodiesel dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti BBM untuk motor diesel.
- Bioetanol adalah etanol yang dibuat dari biomassa yang mengandung pati atau selulosa sepeti singkong maupun limbah pengolahan tebu. Bioetano, dapat diperoleh dari hasil fermentasi bahan yang mengandung gula. Namun untuk generasi berikut para peneliti mulai memanfaatkan sumber alternatif biomassa dari non pati dengan menggunakan teknik rekayasa genetik pada mikroba yang digunakan maupun dengan teknologi enzimatik.
- Pure Plant oil (PPO) adalah minyak yang diperoleh secara langsung baik dari pemerahan atau pengempaan biji sumber minyak, minyak yang teah melalui proses pemurnian, maupun minyak kasar tanpa melibatkan modifikasi secara kimiawi. Proses produksi PPO dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu melalui ekstraksi secara mekanis dan proses ekstraksi dengan memanfaatkan bahan pelarut.
- Biogas adalah didefinisikan sebagai gas yang dilepaskan apabila bahan-bahan organik difermentasi atau mengalami proses metanisasi dengan alami ataupun dengan penambahan mikroorganisme seperti bakteri metana. Proses pembuatan biogas sangat sederhana yaitu dengan melakukan fermentasi terhadap bahan-bahan organic seperti sampah dan kotoran secara aerobik didalam suatu bioreaktor.
- Biobriket adalah bahan bakar alternatif yang potensiial dan adapt diandalkan untuk rumah tangga. Biobriket mampu menghasilkan energi jangka panjang. Biobriket didefinisikan sebagau bahan bakar yang berwujud padat dan berasal dari sisa-sisa bahan organic yang telah mengalami proses pemampatan dengan daya tekan tertentu. Proses pembuatan biobriket meliputi beberapa tahap seperti: pengeringan, pengerusan, pencampuran dan pembentukan campuran. Beberapa sumber bahan baku dalam pembuatan biobriket yang prospektif yaitu limbah agroindustry, tempurung kelapa, bungkil inti kelapa sawit arang sekam dan bungkil jarak pagar.
- Bio-oil adalah bahan bakar alternatif yang dihasilkan dari bahan baku lignoselulosa seperti kayu, limbah pertanian jagung, limbah industri pulp dan kertas, sebuk kayu gergaji dan tandan kosong kelapa sawit menjadi partikel-partikel kecil yang berukuran diameter kurang dari 1 mm.
Definisi energi adalah suatu kebutuhan dasar dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, oleh sebab itu manusia sangat tergantung pada keberadaan energi. Saat ini energi masuk dalam kondisi yang cukup langka karena energi yang biasa dipergunakan oleh manusia yang berasal dari bahan bakar fosil mulai hampir menipis ketersediaannya. Dari pernyataan sebelumnya maka timbullah berbagai pertanyaan dalam keseharian kita yaitu bagaimana kalau energi tersebut habis? Darimanakan kita mendapatkan energi alternatif pengganti bahan bakar fosil? dan pertanyaan terakhir bagaimanakan kita dapat mempertahankan energi alternatif tersebut?
Tentunya pertanyaan-pertanyaan ini harus dijawab dan segera dicarikan solusinya untuk kelangsungan hidup manusia di dunia ini.
Di Indonesia secara umum mempunyai kekayaan biodiversitas hayati yang luar biasa seperti kekayaan biomasa, kekayaan mikroorganisme, bahan tambang serta lahan pertanian yang subur. Indonesia mempunyai populasi sebanyak 237,4 juta jiwa saat ini, dengan luas wilayah daratan 1,811,569 km2 dan luas wilayah perairan 93,000 km2 . Indonesia juga merupakan negara yang mempunyai konsumen pasar yang tertinggi di asia tenggara, dengan tingginya sektor ekonomi di Indonesia maka kebutuhan akan energi sangat penting dan menjadi fokus bagi pemerintah. Penerapan tentang bioenergi di Indonesia mulai semakin diperhatikan karena semakin tingginya harga minyak dunia sebagai dasar bahan bakar dan energi untuk kelangsungan hidup sehari-hari maupun untuk dunia industri yang saat ini masih skala berkembang di Indonesia.
Indonesia mempunyai lahan pertanian yang subur sehingga tersedia bermacam-macam hasil pertanian yang dapat dijadikan sebagai sumber biomasa untuk dapat dikonversi menjadi biofuel, namun dengan adanya isu ketahanan pangan maka biomassa hasil pertanian semakin lama semakin ditinggalkan dan saat ini mulai dicari alternatif lain sebagai sumber daya untuk digunakan sebagai biofuel yaitu limbah hasil panen berbagai jenis komoditi pangan seperti jagung, kelapa sawit, padi, tebu, kelapa dan lainnya.
Penelitian di bidang bioenergi di Indonesia semakin meningkat hal tersebut dikarenakan banyaknya limbah hasil pertanian maupun dari hutan yang merupakan sumber daya potensial untuk memproduksi biofuel. Saat ini penelitian mengenai biofuel di Indonesia mengunakan, limbah organic, limbah residu hasil pengolahan bahan pertanian, serta pengolah gas dari limbah hasil pertanian.
Biomassa hasil hutan di Indonesia pada umumnya berasal dari batang pohon karet, potongan-potongan kayu sisa hasil penebangan hutan serta limbah industri pemotongan kayu. Berdasarkan data dari perhutani tahun 2007 sampai 2009 biomassa kayu pohon karet dan limbah kayu mencapai 2,8 dan 8,3 juta ton per tahun. Biomassa hasil pertanian yang paling popular di Indonesia adalah minyak kelapa sawit sebagai bahan baku untuk produksi biodiesel. Indonesia pun dikenal sebagai negara ketiga sebagai penghasil padi terbesar di Asia, untuk jenis produk pertanian lainnya yang diproduksi seperti singkong, coklat, kopi dan kopra. Data tahun 2010 dari kementerian pertanian produksi minyak kelapa sawit, padi dan singkong mencapai 17,2;5,0;20,2 ton per hektar.
Selain biomassa hasil pertanian, Indonesia juga kaya akan limbah biomassa hasil pertanian yang masih potensial dan dapat digunakan sebagai bahan baku untuuk mendukung bidang bioenergi. Berikut ini macam-macam limbah yang digunakan di Indonesia sebagai bahan baku dalam produksi biofuel, dari kelapa sawit berupa tandan kosong kelapa sawit, bungkil kelapa sawit, serat kelapa sawit, dari tebu berupa bagasse limbah hasil perasan, dari kelapa berupa tempurung kelapa dan sabut kelapa, dari padi berupa sekam paadi dan batang padi, dan hasil limbah hasil pemanfaatan singkong seperti kulit dan batangnya.
Nilai potensial dari sumber biomassa adalah salah satu faktor ekonomi yang saat ini menjadi trend bisnis untuk skala dalam negeri maupun dalam kehidupan masyarakat global.
Namun pada saat ini terdapat kendala yang dihadapi oeh Indonesia dalam memanfaatkan sumberdaya hasil kehutanan maupun hasil pertanian. Kendala-kendala yang dihadapi oleh pelaku ekonomi di Indonesia salah satunya yaitu kelengkapan infrastruktur. Infrastruktur merupakan faktor penting pendukung ekonomi dalam mengambil dan mengirimkan biomassa.
Infrastruktur dari pengolahan limbah menjadi produk sangat minim dan masih tradisional untuk pulau-pulau minor di Indonesia, infrastruktur transportasi dari lahan pertanian hingga mencapai tempat produksi sangat sulit dilalui karena masih belum mempunyai jalan yang baik, hal ini juga meliputi pendistribusian bahan baku limbah pertanian ke tempat produksi biofuel. Harga bahan bakar untuk menunjang proses pendistribusian yang masih sangat mahal dan berbeda-beda di setiap daerah.
Hal pendistribusian bahan baku hasil pertanian untuk diolah kembali menjadi biofuel merupakan masalah yang harus dicarikan solusi terbaik, karena untuk memenuhi kebutuhan riset maupun industri biofuel dibutuhkan bahan baku yang berasal dari hutan, macam-macam kendala yang timbul dari hal pendistribusian bahan baku limbah hasil pertaniaan yaitu untuk transportasi laut.
Kontributor Media Edukasi Indonesia : Apridah Cameliawati Djohan