Menu

Mode Gelap
Elon Musk Beli Twitter: Pembaruan Twitter Siap Datang Seberapa Penting Kesehatan Untuk Kehidupan Perempuan Adalah Akar Peradaban Dunia Arti Orang Terdekat Dalam Kesuksesanmu

Sains · 24 Apr 2022 11:15 WIB ·

Potensi Bahaya Sampah Plastik bagi Ekosistem Laut 


instagram/@verdyvey_13 Perbesar

instagram/@verdyvey_13

Indonesia mendapat sebutan sebagai negara maritim dimana sebagian besar wilayahnya terdiri dari lautan. Mengutip dari laman Kementerian Kelautan dan Periknana Republik Indonesia oleh 1, Indonesia disebut juga sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki lebih dari 17 ribu pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke. Indonesia memiliki luas wilayah sekitar 7,8 juta km2 dengan wilayah laut seluas 3,25 km2. Hal itu menjadikan Indonesia memiliki potensi wilayah laut yang yang besar baik dari sektor perikanan maupun sektor ekonomi dan pariwisata.

Dengan luasnya wilayah laut Indonesia menjadikan keuntungan bagi sektor perikanan Indonesia. Terdapat berbagai macam biota dan hasil laut yang dapat dimanfaatkan baik bagi sektor dalam negeri maupun luar negeri. Dengan melimpahnya hasil laut Indonesia dapat mendukung ketahanan pangan dalam negeri. Selain itu, dari sektor ekonomi juga meningkatkan devisa negara melalui kegiatan ekspor.

Tidak cukup di situ, sektor bahari Indonesia juga berkontribusi dalam hal pariwisata. Keindahan laut Indonesia menjadi daya tarik bagi wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Berdasarkan 2, terdapat sejumlah pantai yang menjadi destinasi favorit dan memiliki potensi alam yang besar. Beberapa di antaranya seperti Pantai Pangandaran di Jawa Barat, Pantai Parangtritis di Yogyakarta, dan Pantai Kuta di Bali. Dari sekian banyak keuntungan tersebut sudah sepatutnya kita manfaatkan dengan menjaga kelestarian lingkungan terutama lingkungan laut agar mencerminkan bahwa Indonesia sebagai negara yang tidak hanya kaya akan wilayah lautnya, tetapi juga ditunjukkan dengan keadaan wilayah lautnya yang bersih, aman, dan nyaman untuk dinikmati keindahannya.

Namun, hal itu belum didukung dengan beberapa aspek, seperti pengelolaan laut yang kurang baik, pemberdayaan masyarakat sekitar laut yang masih kurang untuk memanfaatkan potensi laut, dan mengenai kesadaran seluruh masyarakat dalam menjaga kebersihan laut untuk menjaga kelestarian ekosistem laut. Tidak sedikit masyarakat yang masih abai terhadap kebersihan lingkungan laut khususnya dalam perilaku membuang sampah di laut. Hal ini biasanya ditemukan pada beberapa orang yang tidak bertanggung jawab dan kerap membuang sampah sembarangan terlebih lagi sampah plastik bekas makanan atau minuman yang sulit terurai.

Berdasarkan (NOAA 2013) yang dikutip dari 3, sampah laut adalah benda yang bersifat kuat dan tahan lama yang diproduksi oleh manusia baik secara langsung atau tidak langsung maupun sengaja atau tidak disengaja dan ditinggalkan di sekitar lingkungan laut. Jenis dari sampah laut ada berbagai macam seperti plastik, kaca, kain, gabus, logam, dan kayu. Dari beberapa jenis tersebut, sampah plastik menjadi jenis yang memerlukan waktu yang sangat lama untuk terurai. Sampah plastik juga memiliki efek yang tidak baik bagi kehidupan organsime laut seperti adanya efek toksik.

Menurut (Rochman et.al, 2014) dalam 4, adanya bahan toksik yang masuk ke dalam laut akan berbahaya bagi biota laut terutama yang berada di rantai makanan paling tinggi. Kumpulan sampah plastik yang mengambang di laut juga memperburuk kondisi ekosistem laut. Penelitian yang dilakukan oleh University of Georghia dalam 4 menyimpulkan bahwa faktor yang memicu tingginya sampah plastik di Indonesia karena pengelolaan sampah yang tidak baik saat ada di daratan. Pada awalnya terdapat anggapan bahwa laut sebagai tempat pembuangan limbah, namun pemikiran tersebut mulai hilang saat ada dampak pencemaran laut secara global.

Seperti contoh kasus yang dikutip dari 5, dimana terdapat sekitar 6 kg sampah di dalam perut ikan paus di Pantai Wakatobi dan sejumlah sampah yang ada di pesisir Pantai Nusa Penida. Sekitar 80% sampah di laut terdiri dari sampah plastik dan massa plastik yang menumpuk di laut bisa mencapai seratus juta metrik ton. Tidak hanya bersifat toksik, sampah plastik juga menyebabkan biota laut di sekitarnya bisa terbelit oleh plastik, sampah tersebut juga bisa termakan oleh biota laut, menyebabkan luka dan membuat biota laut sulit bernapas. Contoh lain adalah jaring dan tali pancingan yang digunakan nelayan dan setelah dipakai malah dibiarkan begitu saja. Hal ini dapat mengganggu pergerakan dari para hewan laut yang terjebak dalam jaring atau tali pancingan.

Tidak hanya mengganggu secara fisik dari para hewan laut. Sampah plastik juga mencemari makanan satwa laut. Jika makanan tersebut mengandung plastik dan bahan berbahaya lainnya maka dapat menimbulkan kematian dan populasi biota laut akan berkurang. Lebih buruknya lagi jika beberapa biota laut tersebut dikonsumsi oleh manusia. Kerugian lain akibat pencemaran sampah plastik di laut adalah kandungan air laut yang akan terkontaminasi bahan-bahan berbahaya dari plastik. Hal ini mempengaruhi warna dan rasa dari air laut dan turut menjadi penyebab kematian satwa laut di dalamnya.

Selain itu, kerugian dari sisi manusia yaitu tumpukan sampah plastik dapat menjadi sarang bibit penyakit dan mengurangi nilai estetika dari lingkungan laut tersebut. Dalam sampah plastik terdapat kandungan polimer sintetis yang bersifat sulit terurai sehingga berbahaya bagi lingkungan jika pengelolaannya tidak baik. Kandungan bakteri, virus, atau patogen yang ada di dalam sampah dapat menimbulkan penyakit seperti infeksi pernapasan, penyakit kulit, dan diare. Sampah plastik juga menghambat pengerakan kapal atau perahu nelayan sehingga kegiatan yang dilakukan di laut tidak berjalan dengan efisien. Lingkungan laut juga menjadi tidak layak dan tidak nyaman untuk dipandang dan menimbulkan kesan tidak baik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara yang berkunjung.

Ditambah lagi dengan bau yang tidak sedap akibat tumpukan sampah semakin memperparah kondisi laut. Apabila ada binatang-binatang yang suka dengan lingkungan yang kotor maka bukan tidak mungkin jika lingkungan laut dianggap seperti tempat sampah. Jika hal-hal tersebut terjadi, maka akan mengurangi atensi dari para wisatawan yang akan berkunjung kemudian berpotensi melemahkan sektor ekonomi dan pariwisata Indonesia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Jeena Jambeck, 2015) yang dikutip dari 6 Indonesia menghasilkan sebanyak 187,2 juta ton dan menempati peringkat kedua negara penghasil sampah ke laut.

Terdapat sebagian manusia yang mengganggap sampah-sampah dapat terlarut kedalam air laut karena laut memiliki volume air yang cukup besar. Padahal, volume sampah yang semakin banyak akan merusak kelestarian ekosistem laut. Didukung juga dengan budaya yang masih ada di tengah masyarakat tentang kurangnya menjaga kebersihan laut. Selain itu, dari sisi pemerintah yang belum menyediakan sarana dan prasarana pendukung untuk menjaga kebersihan lingkungan laut secara lengkap dan merata di seluruh wilayah.

Sebagian besar limbah hasil kegiatan masyarakat terdiri dari plastik dan pencemaran laut akibat sampah plastik masih terjadi hingga saat ini dan mungkin akan berkepanjangan apabila tidak ditangani secepat mungkin. Oleh karena itu, seluruh lapisan masyarakat harus berperan aktif dalam penanganan sampah laut sehingga kita dapat memanfaatkan sumber daya alam dari sektor laut secara efektif dan efisien. Langkah yang cukup sederhana dalam menangani masalah sampah plastik di laut adalah dengan perilaku membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan. Hal ini memang belum tercermin secara keseluruhan di masyarakat, perlu adanya edukasi untuk meningkatkan kesadaran tersebut karena lingkungan telah memberikan kebaikannya untuk kita, maka tugas kita untuk senantiasa menjaga dan melestarikannya. Edukasi yang dilakukan harus berkesinambungan, mudah diterima dan diterapkan oleh masyarakat.

Adanya kegiatan pemantauan secara rutin di lingkungan laut dan pembersihan sampah secara berkala juga dapat dilakukan untuk mencegah pencemaran laut. Misalnya yang dilakukan petugas dari dinas kebersihan setempat yang mengumpulkan sampah dan membawanya ke tempat pembuangan akhir. Namun, kenyataannya masih terdapat sisa sampah dari tempat pembuangan akhir tersebut bermuara ke laut. Hal ini dapat dicegah dengan pemanfaatan kembali sampah tersebut menjadi sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan bernilai ekonomis.

Misalnya dari sampah botol plastik yang dapat dijadikan sebagai pot tanaman atau ecobrick dan susunan botol plastik yang dibuat tempat duduk. Selain itu juga dapat dibuat menjadi beberapa macam kerajinan atau hiasan yang dapat dijual sehingga meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar lingkungan laut. Terdapat cara lain yang mungkin masih dilakukan beberapa masyarakat yaitu dengan membakar sampah. Namun, hal ini masih memberikan dampak negatif setelahnya berupa asap pembakaran yang mencemari udara dan menimbulkan penyakit seperti gangguan pernapasan.

Peran pemerintah dapat dilakukan melalui adanya regulasi yang jelas dan tegas mengenai pencemaran sampah plastik di laut dan penanganannya. Adanya sanksi yang jelas dan dapat membuat efek jera agar tidak ada masyarakat yang membuang sampah sembarangan. Dapat juga dilakukan kampanye dan gerakan yang bertujuan mengurangi sampah plastik, misalnya masyarakat yang mengumpulkan sampah dalam jumlah tertentu dapat menukarkan sampah dengan barang komoditi untuk keperluan sehari-hari.

Mengurangi penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari juga dapat dilakukan. Untuk penggunaan wadah makanan atau jajanan dari plastik dapat diganti dengan daur yang lebar atau karton yang dapat didaur ulang, dan membawa tempat makan sendiri juga dapat dilakukan untuk menjaga keamanan dan kebersihan makanan atau minuman.

Sampah plastik memiliki dampak buruk bagi kualitas lingkungan termasuk lingkungan laut. Saat ini pencemaran laut akibat sampah plastik masih banyak terjadi di Indonesia. Kita sebagai masyarakat Indonesia sudah seharusnya memiliki kesadaran untuk menjaga kelestarian lingkungan. Terjaganya lingkungan laut tidak hanya berdampak pada saat ini dan untuk generasi saat ini tetapi juga berkelanjutan dan untuk generasi penerus bangsa di masa depan.

Tanggung jawab dalam mencegah pencemaran laut bukan hanya menjadi tugas pemerintah tetapi juga kerja sama seluruh lapisan masyarakat. Jika kita berbudi baik dengan lingkungan maka akan ada timbal balik yang baik dan saling menguntungkan satu sama lain. Selain itu, sebagai makhluk ciptaan Tuhan, kita bertugas untuk menjaga dan memanfaatkan dengan bijaksana segala bentuk ciptaan Tuhan sebagai wujud rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan oleh-Nya.

Kontributor Media Edukasi Indonesia : Aisha Diva Caledonia

Komentar
Artikel ini telah dibaca 34 kali

Baca Lainnya

Fenomena Langit Sepanjang 2024, Termasuk Oposisi Jupiter

8 Januari 2024 - 21:45 WIB

Fenomena Langit

4 Fakta Ilmiah Ikan Salmon, Dijuluki Raja Ikan

2 Mei 2023 - 12:00 WIB

4 Fakta Ilmiah Ikan Salmon, Dijuluki Raja Ikan

6 Perbedaan Monyet dan Kera, Jangan Sampai Salah!

4 April 2023 - 18:01 WIB

Mengenal Fenomena Langit Okultasi Venus yang Terjadi di Indonesia

25 Maret 2023 - 12:00 WIB

Cek Fakta: Berat Awan Setara Ratusan Gajah?

22 Maret 2023 - 12:00 WIB

Cek Fakta: Berat Awan Setara Ratusan Gajah?

5 Hal Buruk Jika Oksigen Hilang dari Bumi Selama 5 Detik

20 Maret 2023 - 12:00 WIB

5 Hal Buruk Jika Oksigen Hilang Dari Bumi Selama 5 Detik
Trending di Sains