Bak kata pepatah, semua ada masanya. Kini, era generasi milenial yang mendominasi populasi di masyarakat sudah mulai tergantikan dengan generasi yang ada di bawahnya. Generasi ini lebih kerap dikenal dengan sebutan generasi Z. Generasi yang satu ini terdiri dari orang-orang yang lahir dari rentang tahun 1995 hingga 2010. Saat ini, usianya bervariasi mulai dari 12 tahun hingga 27 tahun. Terkait populasi generasi Z yang semakin berpengaruh di tengah kehidupan masyarakat, banyak orang memberikan label dan karakteristik yang menggambarkan perilaku serta sifat dari generasi Z. Banyak ciri tertentu seseorang yang sering dikaitkan dengan generasi Z, entah itu label positif maupun negatif.
Di sisi lain, banyak juga yang berpendapat bahwa generasi ini merupakan generasi serba bisa. Mengapa demikian? Dengan adanya paparan kemajuan teknologi serta informasi yang sangat pesat pada era ini, generasi kekinian yang satu ini terdorong untuk memberikan inovasi serta terus menggali kreativitas yang ada di dalam dirinya untuk mencapai kesuksesan, tujuan akhir banyak khalayak. Generasi Z adalah orang-orang yang harus beradu cepat dengan kemajuan zaman, termasuk teknologi dengan tujuan agar tidak tertinggal di tengah arusnya globalisasi. Hal demikianlah yang membuat generasi Z dianggap sebagai orang-orang yang “serba bisa” dengan berbagai kemampuan serta kapabilitas yang dunia harapkan untuk mereka miliki. Dibalik popularitas serta pembicaraan generasi Z yang kini sedang mencuat, ada beberapa fakta menarik yang mampu menggambarkan sosok generasi ini, sampai dianggap “serba bisa.”
Isi Pikiran Gen Z: Uang, Uang, dan Uang?
Fakta pertama mengenai generasi Z adalah fokus mereka yang ditujukan pada uang dan karir. Dengan adanya keterbukaan teknologi serta kemudahan akses informasi, generasi Z kerap ter-expose dengan kesuksesan masyarakat atau orang-orang di usia yang masih muda. Ini membuat pola pikir generasi Z condong fokus terhadap bagaimana cara untuk menjadi seorang yang sukses. Berdasarkan survei yang diambil dari platform terkenal, Linkedin, generasi Z lebih mengutamakan peningkatan pada karir, termasuk gaji serta bonus dari perusahaan. Mereka bahkan rela bekerja lembur hingga belajar mati-matian untuk mencapai puncak dari kesuksesan. Tak hanya itu, dorongan serta ekspektasi yang diberikan oleh orang-orang sekitar semakin memperkuat tekad mereka untuk bekerja keras. Dari 24 jam waktu yang mereka miliki dalam satu hari, akan tak terhitung berapa kali mereka akan memikirkan uang. Segala cara pun dipikirkan demi menggapai mimpi yang mereka idamkan. Itulah mengapa mereka dicap sebagai serba bisa.
Generasi Z, Generasi Social-butterfly?
Mengenai fakta menarik yang kedua, generasi Z sering dihubungkan dengan sikap yang aktif bersosialisasi, atau dengan bahasa kekinian, the social-butterfly. Istilah ini merupakan sebuah ungkapan yang menggambarkan seseorang dengan jiwa sosial yang tinggi, memiliki banyak koneksi, dan mampu bersosialisasi secara aktif. Generasi Z cenderung adalah generasi yang memiliki koneksi tanpa batas. Batas disini memiliki maksud, batas secara wilayah atau teritori, dikarenakan kemudahan teknologi. Orang-orang dapat dengan mudah mendapat teman baru lewat media sosial, menyebabkan generasi ini adalah generasi yang kaya akan koneksi.
Selain itu, social-butterfly juga berkaitan dengan kemampuan sosialisasi yang baik, dilihat dari cara berkomunikasi atau berbicara. Generasi Z adalah generasi yang pandai dalam merangkai kata, walau dengan sifat yang introvert, orang-orang cenderung memiliki gaya komunikasi yang baik. Keadaan serta tuntutan pekerjaan lah yang memberikan ruang bagi generasi Z untuk terus keluar dari zona nyaman dan berkembang. Jadi, menjadi tak heran jika orang yang dikenal introvert dalam generasi ini justru memiliki kemampuan yang juga sama dengan orang yang berkepribadian extrovert. Menjadi alasan yang kesekian mengapa generasi ini dikatakan sebagai generasi serba bisa.
Punya Role Model
Fakta menarik terakhir yang berhubungan dengan generasi Z adalah kehadiran sosok role model atau panutan yang dijadikan patokan bagi mereka untuk melakukan segala sesuatu. Tokoh ini merupakan sumber inspirasi bagi para generasi Z, dianggap dapat membantu mereka untuk memilih jalan dalam kehidupan. Generasi Z cenderung akan bercermin pada role model yang mereka miliki, bisa berupa orang terdekat atau orang terkenal yang sudah meraih kesuksesan. Menjadi wajar juga jika banyak ditemui kesuksesan generasi Z yang ternyata merupakan akibat dari mengikuti jalur karir sang role model. Mereka memiliki kemampuan adaptasi yang baik dan tanggap, serta sanggup melakukan banyak hal yang terdengar sulit dilakukan, demi lagi-lagi, untuk menjadi seorang yang sukses. Bahkan, ketika masih menempuh pendidikan di sekolah, generasi satu ini sudah kerap memikirkan strategi yang akan diambilnya ke depan demi menggapai kesuksesan, entah itu mengambil acuan dari role model atau mengakses informasi lewat internet. Sudah cukup menjadi alasan yang kesekian bahwa generasi ini adalah generasi serba bisa.
Tergantinya populasi generasi sebelumnya dengan generasi Z menciptakan karakteristik baru maupun budaya baru terkait perannya dalam masyarakat. Generasi Z dianggap masyarakat adalah generasi yang serba bisa. Generasi ini merupakan generasi yang berorientasi pada karir dan kesuksesan, memiliki banyak koneksi yang dapat dengan mudah ditemukan di sosial media, serta memiliki role model yang dijadikan sebagai acuan untuk memperoleh kesuksesan. Generasi ini adalah generasi yang tahan banting, mampu melakukan banyak hal dari usia muda, serta mampu dijadikan inspirasi bagi banyak generasi lainnya. Generasi Z juga bisa dibilang adalah generasi yang penuh akan tuntutan. Dengan adanya kemajuan teknologi yang pesat, mereka harus berlomba dengan kemajuan tersebut agar tidak kalah saing dan agar mampu menunjukkan kemampuan yang dimiliki. Ini membuat mereka harus berjuang berkali kali lebih keras dalam persaingan yang ketat.
“Di tengah stigma negatif maupun ciri positif yang kerap dikaitkan dengan generasi satu ini, tak dapat dipungkiri bahwa generasi ini adalah, generasi serba bisa!”
Kontributor Media Edukasi Indonesia : Priscilla Nethania
